Selamat Datang

Selamat Datang di Situs Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan

Minggu, 23 Desember 2018

BUDIDAYA IKAN MAS KOKI



A. PENYIAPAN WADAH DAN MEDIA
Wadah dan volume yang dapat digunakan untuk membudidayakan maskoki ada beberapa macam antara lain adalah: bak semen, bak fiber, kolam atau akuarium. Pemilihan wadah budidaya ini sangat bergantung kepada skala produksi budidaya maskoki. Wadah budidaya maskoki ini sebaiknya ditempatkan di ruang teduh.
Akuarium yang berbentuk bulat sangat cocok untuk memelihara maskoki yang tubuhnya bulat gempal. Akuarium bulat yang berdiameter 15 cm cocok untuk memelihara maskoki yang tubuhnya berukuran kecil, sekitar 3-4 cm sebanyak tiga ekor. Jika berukuran sedang (5-6 cm), akuarium hanya diisi dua ekor. Akuarium ini tidak cocok memelihara maskoki yang berukuran tubuh besar (6,5—8 cm) ke atas.

Sabtu, 15 Desember 2018

PENGOLAHAN IKAN BANDENG



PENDAHULUAN
Sebagai negara yang maritime, Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam perikanan, baik perikanan air tawar, air payau, maupun air laut. Menurut Saparinto (2007), potensi akuakultur air payau, yakni dengan sistem tambak diperkirakan mencapai 931.000 ha dan hampir telah dimanfaatkan potensinya hingga 100% dan sebagian besar digunakan untuk memelihara ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dan udang (Pennaeus sp.).
Salah satu produk perikanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari masyarakat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat. Ikan bandeng digolongkan sebagai ikan berprotein tinggi dan berkadar lemak rendah.
Dalam rangka pemanfaatan bandeng untuk konsumsi manusia, tentunya dibutuhkan keterampilan serta keragaman dalam mengolahnya.  Materi Pengolahan Ikan Bandeng ini berisi prosedur pengolahan ikan bandeng agar menjadi makanan yang diminati masyarakat. Dengan demikian kegiatan tersebut dapat mendukung ketahanan pangan, peningkatan gizi, menciptakan lapangan kerja, dan membentuk masyarakat untuk terbiasa berwirausaha.

Sabtu, 08 Desember 2018

PENGOLAHAN KEPITING DAN RAJUNGAN




A. PENDAHULUAN

 Dunia perikanan menjanjikan sumber daya yang besar dan memerlukan pengelolaan yang terukur sehingga pemanfaatan untuk kemaslahatan bangsa dapat tercapai secara optimal. Salah satu aspek yang menjadi rantai kegiatan perikanan adalah pengolahan hasil perikanan dimana cara-cara yang tepat dan benar sangat diperlukan. Dewasa ini para pelaku usaha dan pelaku utama perikanan sudah mulai memiliki pandangan yang maju dalam hal bagaimana mengolah dengan efektif dan efisien.
Pemahaman dalam mengolah produk perikanan tidak hanya terpaku pada satu jenis olahan tetapi terkait juga dengan berbagai macam cara mengolah jenis ikan seperti pengolahan ikan-ikan air tawar.

Sabtu, 24 November 2018

BUDIDAYA IKAN MAS


A. PENDAHULUAN
Budi daya Ikan Mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena ikan mas memiliki cita rasa yang cukup tinggi, sehingga banyak disukai oleh konsumen. Daging ikan mas yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. Di beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai masakan dengan bahan ikan mas karena memang cukup populer. Selain itu ikan mas juga dikenal memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan. Dalam masa pemeliharaan 4 sampai 5 bulan ikan mas bisa mencapai bobot 500-1000 gr/ekor. Selain itu Ikan Mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga mudah dalam memasarkannya.

Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro, Gema Wirausaha, (2011).

Sabtu, 17 November 2018

KONTRUKSI DAN PEMBUATAN KOLAM BUDIDAYA IKAN

Konstruksi Kolam Budidaya Ikan
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk membuat kolam maka tanah yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak bocor. Bentuk kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam. Persyaratan teknis konstruksi suatu kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :

Minggu, 11 November 2018

BUDIDAYA IKAN BANDENG


A. PEMBENIHAN IKAN BANDENG

Benih bandeng (nener) merupakan salah satu sarana produksi yang utama dalam usaha budidaya bandeng di tambak. Perkembangan Teknologi budidaya bandeng di tambak dirasakan sangat lambat dibandingkan dengan usaha budidaya udang. Faktor ketersediaan benih merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan teknologi budidaya bandeng. Selama ini produksi nener alam belum mampu untuk mencukupi kebutuhan budidaya bandeng yang terus berkembang, oleh karena itu peranan usaha pembenihan bandeng dalam upaya untuk mengatasi masalah kekurangan nener tersebut menjadi sangat penting. Tanpa mengabaikan arti penting dalam pelestarian alam, pengembangan wilayah, penyediaan dukungan terhadap pembangunan perikanan khususnya dan pembangunan nasional umumnya, kegiatan pembenihan bandeng di hatchery harus diarahkan untuk tidak menjadi penyaing bagi kegiatan penangkapan nener di alam. Diharapkan produksi benih nener di hatchery diarahkan untuk mengimbangi selisih antara permintaan yang terus meningkat dan pasok penangkapan di alam yang diduga akan menurun. 

Sabtu, 27 Oktober 2018

BUDIDAYA UDANG GALAH


A. PENDAHULUAN

 Udang galah (Macrobrachium rosendergii, de Man) atau juga dikenal dengan Giant Tiger Prawn termasuk golongan krustase dari famili Palaemonidae, merupakan jenis yang terbesar ukurannya dibandingkan udang-udang air tawar lainnya. Udang yang diklaim merupakan udang asli oleh India dan Indonesia ini merupakan salah satu jenis udang yang semakin populer karena rasanya yang lezat, ukurannya cukup besar, dan mudah dibudidayakan. Menu dari udang ini umumnya dalam bentuk utuh (komplit dengan kepala atau head-on); berbeda dengan jenis udang lain yang sering disajikan dalam bentuk tanpa kepala (headless). Mengapa demikian, bukan tanpa alasan; rupanya pada bagian kepala itulah ada kandungan steroid, yang bermanfaat meningkatkna kebugaran tubuh kita. Kepopuleran di negeri kita diawali dengan dibukanya rumah makan khusus udang galah oleh Mang Engking di Sleman, Yogyakarta, di lahan budidaya udangnya. Dimulainya usaha rumah makan khusus udang galah itu pun berawal dari suatu hal yang unik terkait dengan wisata dan itu merupakan salah satu rahmat. Kini menu udang galah sudah berkembang di beberapa kota seperti Jakarta, Bali, Surabaya, dll.

Minggu, 14 Oktober 2018

PENANGKAPAN DENGAN GILL NET DI WADUK JATI GEDE


A. PENDAHLUAN

Gill Net merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan (nasional dan internasional). Gill Net termasuk alat penangkap ikan yang pasif, selektif dan juga ramah lingkungan. Pengoperasian Gill Net konvesional (yang umum dioperasikan di Indonesia) relatif sederhana, sebagian besar pelaksanaan operasi menggunakan tenaga manusia. Gill Net hampir dapat dioperasikan diseluruh lapisan kedalaman perairan, mulai dari lapisan permukaan, pertengahan hingga lapisan dasar perairan.

Senin, 01 Oktober 2018

PEMELIHARAAN IKAN LELE SANGKURIANG DI KOLAM TERPAL


Pengusahaan ikan lele adalah Salah satu alternatif usaha yang dapat dikembangkan, karena pengusahaan jenis ikan ini memiliki keunggulan, yaitu dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air terbatas dengan padat tebar tinggi, serta dapat dipijahkan sepanjang tahun yang dalam hal ini dibudidayakan di kolam terpal.
Sejalan dengan perkembangan teknologi pembudidayaan ikan yang saat ini terus berkembang sesuai dengan dinamika yang ada, maka para Penyuluh Perikanan Kabupaten Sukabumi dituntut harus mampu menguasai berbagai teknologi perikanan yang saat ini terus dan sedang berkembang. Untuk mengasah dan menyegarkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) para penyuluh yang ada, maka dilakukanlah suatu upaya Pengkajian Teknologi Budidaya Lele dalam Wadah Terpal. Disamping itu mengingat saat ini kebutuhan air (khususnya untuk irigasi) masih menjadi kendala utama di sektor pertanian sehingga ada waktu-waktu dimana mereka mendapatkan air secara bergiliran. Disatu pihak komoditi perikanan (ikan air tawar) memerlukan media air yang cukup di sepanjang masa pemeliharaannya. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka saat ini para pembudidaya ikan air tawar disarankan melakukan pemeliharaan ikan dengan wadah/media terpal. Sebab dengan menggunakan terpal biaya akan lebih irit/murah jika dibanding membuat kolam permanen (beton) dan lokasi kolam juga dapat dibuat di sekitar pekarangan rumah.

Minggu, 09 September 2018

BUDIDAYA IKAN MUJAIR ( Tilapia mossambica )


SEJARAH SINGKAT
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.

SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.

JENIS
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis mossambicus

Minggu, 02 September 2018

PENGOLAHAN IKAN GURAME

A.     Potensi Ikan Gurami
Ikan Gurami (giant Gourami), diberi nama di jawa sebagai Gurameh, Brami, di Sumatera sebagai Kalui, dan di Kalimantan sebagai ikan Kali. Ikan gurami (Osphronemus gourami) mempunyai bentuk gepeng (compressed), yang muda bersikap agresif, tetapi sifat ini akan berkurang sejalan dengan umur gurami. Ikan gurami muda berdahi yang normal dan rata, semakin dewasa dahi ini makin tebal dan kelihatan menonjol. Pada ikan muda ada 8 buah garis tegak, yang akan hilang setelah ikan mulai menginjak dewasa. Petani mengenal dua jenis gurami, yaitu Gurami Soang (angsa) ikan ini yang bisa mencapai panjang 65 centimeter dengan berat 8 kilogram. Jenis yang lain Gurami Jepang hanya mampu tumbuh 3,5 kilogram dengan panjang maksimal 45 centimeter. Strain (bakat) yang berbeda inilah yang harus diperhatikan (sayangnya sukar menengarainya) jika ingin beternak Gurami. Gurame bule dan belang juga tidak jarang dijumpai. Ikan gurami memiliki labirin dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae.
SISTEMATIKA
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Belontiidae
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy, Lac

AKUAPONIK BUIS BETON

Keberhasilan suatu usaha akuakultur sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan yang optimum untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sementara itu, dalam suatu sistem tertutup secara kontinu ikan memproduksi limbah nutrien yang secara perlahan namun pasti mencapai level yang beracun (toksik) bagi ikan itu sendiri.
Menurut Colt (1991) dari 1 kg pakan dengan konsumsi oksigen 250 gram, ikan mengeluarkan 340 gram CO2 dan 30 gram amonia melalui insang, 500 gram feses padat dan 5.5 gram PO4-P. Losordo et al. (1998) telah menghitung sekitar 250-300 gram limbah berupa solid (dari feses dan residu pakan) dihasilkan oleh setiap 1 kg ikan. Menurut Zonneveld et al. (1991) setiap 1 kg pelet pakan yang dikonsumsi ikan dapat menghasilkan NH4+-N sebesar 30 gram. Limbah akuakultur dalam bentuk gas di antaranya adalah karbon dioksida (CO2) dari hasil respirasi biota akuatik dan hasil perombakan bahan organik secara aerobik maupun anaerobik oleh bakteri heterotrof.

Minggu, 26 Agustus 2018

PENGOLAHAN IKAN PATIN


A. PENDAHULUAN
Ikan patin merupakan komoditas hasil budidaya perikanan yang pasarnya cukup menjanjikan. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, permintaan ikan patin meningkat dua kali lipat. Potensi pasar tersebut perlu dimanfaatkan dengan lebih menggalakkan budidaya ikan patin di Indonesia yang potensi lahannya cukup luas. Pasar ikan patin selama ini masih dikuasai Vietnam dengan ekspor dalam bentuk fillet dan produk olahan berbasis surimi. Selain dipasarkan dalam bentuk fillet, ikan patin sangat cocok untuk diolah menjadi berbagai macam produk berbasis surimi yang trend pasarnya semakin meningkat. Agar industri ikan patin dapat berkembang di Indonesia maka diperlukan dukungan dari pemerintah, lembaga riset, dan swasta untuk mengembangkan sentra budidaya ikan patin di suatu lokasi.
Ikan patin atau yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan catfish merupakan komoditas baru dalam dunia perikanan. Ikan ini baru dipasarkan sebagai komoditas hasil budidaya perikanan selama satu dasawarsa terakhir ini. Sebelumnya masyarakat penggemar seafood jarang mengenalnya dibandingkan dengan udang, ikan tuna, dan salmon. Namun sekarang ikan patin menjadi komoditas yang sangat penting dan popular karena pasarnya berkembang dengan pesat.
Indonesia juga mempunyai potensi untuk menjadi produsen dan eksportir ikan patin, namun budidaya ikan patin baru berkembang di Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat. Salah satu jenis ikan patin Indonesia yang sangat prospektif untuk dibudidayakan adalah ikan patin jambal yang dagingnya berwarna putih. Ikan patin jenis ini sudah dibudidayakan di Jambi dengan target produksi pada tahun 2007 sebesar 29 ton (Purnomo, 2007). Mengingat peluang pasar ikan patin yang masih luas, maka budidaya ikan patin di Indonesia perlu lebih digalakkan lagi, dengan memperhatikan berbagai isu di pasar global. Ikan patin menjadi sangat popular karena budidayanya mudah, pertumbuhannya cepat, dan mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Di samping itu, teknologi budidaya ikan patin sudah berkembang dan dapat dilakukan dengan berbagai sistem yaitu dengan karamba di sungai-sungai, waduk, kolam atau situ.
Indonesia juga memiliki peluang untuk memasarkan ikan patin dalam bentuk olahan. Diversifikasi pengolahan ikan patin menjadi produk siap olah dan siap saji akan meningkatkan nilai tambah yang cukup berarti karena pasarnya cukup terbuka, sehingga permintaan produk ini meningkat secara berarti setiap tahunnya. Ikan patin dapat dimanfaatkan secara menyeluruh mulai dari kepala, daging, sirip, tulang, telur, isi perut, dan kulit. Sebagian besar ikan patin dipasarkan dalam bentuk fillet beku dan produk olahan lainnya. Oleh karena sifatnya yang mudah busuk, maka ikan patin dibekukan sehingga dapat didistribusikan ke berbagai pasar.Selain itu, banyak ditemui bentuk olahan ikan patin berupa bakso, nugget, kaki naga, siomay, kerupuk kulit ikan, dan lain-lain.

Minggu, 19 Agustus 2018

PENGOLAHAN IKAN NILA






A. Potensi ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.
Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.

Minggu, 05 Agustus 2018

PENGOLAHAN IKAN SIDAT




A. PENDAHULUAN
Ikan merupakan sumber protein yang lebih baik dibanding hewan ternak karena rendahnya kandungan/kadar kolesterol dan relatif lebih murah. Sidat merupakan salah satu jenis ikan yang potensial untuk dikembangkan. Sebagian masyarakat menyebutnya sebagai 'Belut Bertelinga' karena keberadaan sirip dadanya menyerupai daun telinga. Sidat dikenal pula dengan nama lain moa, lubang, dan uling (Jawa Barat); sedangkan di Jawa Tengah menyebutnya dengan nama pelus.
Ikan sidat, Anguilla spp merupakan salah satu jenis ikan yang laku di pasar internasional (Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan beberapa negara lain), dengan demikian ikan ini memiliki potensi sebagai komoditas ekspor. Di Indonesia, sidat banyak ditemukan di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam seperti pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai timur Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai kepulauan Maluku dan Irian Barat. Tidak seperti halnya di negara lain (Jepang, dan negara-negara Eropa), di Indonesia sumberdaya sidat belum banyak dimanfaatkan, padahal ikan liar ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah.
Tingkat pemanfaatan sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, akibat belum banyak dikenalnya ikan ini, sehingga kebanyakan penduduk Indonesia belum familiar untuk mengkonsumsi sidat. Demikian pula pemanfaatan sidat untuk tujuan ekspor masih sangat terbatas. Agar sumberdaya sidat yang keberadaannya cukup melimpah ini dapat dimanfaatkan secara optimal, maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang diawali dengan mengenali daerah yang memiliki potensi sumberdaya sidat (benih dan ukuran konsumsi) dilanjutkan dengan upaya pemanfaatannya baik untuk konsumsi lokal maupun untuk tujuan ekspor.


B. KARAKTERISTIK SIDAT
Dalam ilmu taksonomi hewan, menurut Nelson (1994) ikan sidat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Division : Teleostei (Ikan bertulang belakang)
Ordo : Anguilliformes (Sidat)
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp.

Minggu, 29 Juli 2018

PENGOLAHAN PINDANG IKAN AIR TAWAR


I.    PENDAHULUAN
Pindang ikan menjadi istilah yang sudah lazim didengar di Indonesia khususnya bagi mereka yang menggemari kuliner khas ikan. Namun demikian, sejauh ini ikan yang diolah menjadi pindang umumnya adalah ikan laut. Di Indonesia terdapat 65.000 pengolahan pindang ikan laut yang tersebar di berbagai daerah di seluruh nusantara. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap hasil tangkapan di laut menyebabkan kebutuhan bahan baku ikan laut untuk pindang menjadi sangat tinggi. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama akan berdampak buruk terhadap kelestarian sumber daya ikan di laut. Industri pengolahan pindang ikan laut saat ini saja mengalami kekurangan bahan baku yang mencapai 81.404 ton/bulan. Hal ini berimbas pada kelangkaan/minimnya pasokan pindang ikan laut di tingkat konsumen. Oleh karena itu, kelangkaan pindang ikan laut sudah saatnya disubstitusi/digantikan keberadaannya salah satunya dengan pindang ikan air tawar.
Selain dapat dijadikan sebagai substitusi/penggati dari produk pindang ikan laut, produksi pengolahan pindang air tawar juga dapat menyerap hasil produksi budidaya ikan air tawar yang selama ini umumnya dijual dalam keadaan masih segar.
Produksi pengolahan pindang ikan air tawar sesungguhnya sudah berkembang di masyarakat, salah satunya di Jawa Barat. Namun demikian, cara pengolahan yang masih sangat sederhana dan kandungan air pada ikan air tawar yang cukup tinggi mencapai 75 – 82% menyebabkan tekstur ikan pindang sangat lembek dan daya awetnya masih sangat rendah yaitu sekitar 1-2 hari saja. Kandungan air yang sangat tinggi pada ikan air tawar sangatlah wajar mengingat ikan air tawar hidup pada lingkungan dengan kadar garam yang rendah.
Adapun untuk mengatasi kondisi yang demikian, sesungguhnya dapat dilakukan dengan perbaikan teknologi dalam memproduksi pindang ikan air tawar sebagaimana yang telah dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan pada Tahun 2012. Bentuk perbaikan teknologi tersebut meliputi beberapa hal diantaranya perendaman dalam garam kimia (tawas) atau asam cuka, dan penggunaan bumbu. Untuk lebih jelasnya mengenai aplikasi teknis dalam memproduksi pindang ikan air tawar akan diuraikan pada bab berikutnya.

Minggu, 08 Juli 2018

PENGOLAHAN IKAN LELE




A. MENGENAL IKAN LELE
1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)
Ikan Lele (Clarias) adalah marga (genus) ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini mempunyai ciri-ciri khas dengan tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang serta memiliki sejenis kumis yang panjang, mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini sebenarnya terdiri atas berbagai jenis (spesies).
Sedikitnya terdapat 55 spesies (jenis) ikan lele di seluruh dunia. Jenis ikan yang digunakan adalah lele lokal yang merupakan lele asli di perairan umum Indonesia. Lele lokal sudah dibudidayakan sejak tahun 1975 di Blitar, Jawa Timur. Daging lele lokal sangat gurih dan renyah karena tidak mengandung banyak lemak. Morfologi ikan lele adalah bagian kepalanya pipih ke bawah (depressed), bagian tengahnya membulat dan bagian belakang pipih ke samping (compressed) serta dilindungi oleh lempengan keras berupa tulang kepala.
Tubuh ikan lele memanjang silindris serta tidak mempunyai sisik, namun tetap licin jika dipegang karena adanya lapisan lendir (mucus) (Santoso, 1994). Siripnya terdiri atas lima jenis yaitu sirip dada (dorsal), sirip punggung (pectoral), sirip perut (ventral), sirip dubur (anal) dan sirip ekor (caudal).
Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh tulang pelat. Tulang pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Sirip dadanya dilengkapi dengan sepasang duri yang bisa disebut patil. Patil lele lokal tidak begitu kuat dan tidak beracun seperti lele jenis lainnya termasuk lele dumbo. Selain digunakan sebagai alat pergerakan di dalam air, patil juga dipakai untuk merayap di tempat yang tidak berair dan digunakan sebagai senjata unuk melindungi diri bila ada gangguan (Najiyati, 1992; Djatmika dan Rusdi, 1996).
Lele lokal, seperti jenis lele lainnya, mempunyai insang yang kecil sehingga kurang efektif digunakan untuk bernapas dan memenuhi kebutuhan oksigennya di dalam perairan (Najiyati, 1992). Untuk itu, lele dilengkapi dengan alat pernapasan tambahan pada lembar insang kedua dan keempat berupa modifikasi insang berbentuk bunga yang disebut arborescent organ yang memungkinkan lele untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Karena itulah, lele dapat hidup pada lingkungan perairan dengan kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi (Susanto, 1989 ; Suyanto, 1992). Karena sifatnya itu pula, lele dapat hidup pada perairan tenang yang keruh seperti waduk, danau, rawa dan genangan air lainnya (Najiyati, 1992).
Menurut Najiyati (1992) pula, ikan lele bersifat nokturnal atau mencari makan pada malam hari. Pada siang hari, ikan ini memilih berdiam diri dan berlindung di tempat yang gelap. Ikan lele temasuk ikan omnivora cenderung carnivora. Di alam bebas, makanan alami ikan lele terdiri dari jasad-jasad renik seperti zooplankton dan fitoplankton, anak ikan dan sisa bahan organik yang masih segar. Pada Gambar 1 dapat dilihat bentuk dari ikan lele lokal.
Menurut Sanin (1984) dalam Rustidja (1997) klasifikasi ikan lele lokal adalah sebagai berikut:
Phylum     : Vertebrata
Class        : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo        : Ostariophysoidei
Sub Ordo : Siluroidea
Family      : Claridae
Genus       : Clarias
Spesies     : Clarias batrachus

Minggu, 01 Juli 2018

PENGOLAHAN IKAN MAS



A. PENDAHULUAN
Makanan adalah suatu kebutuhan bagi kehidupan. Tubuh manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan. Makanan juga menyediakan bahan-bahan untuk membantu mengatur reaksi-reaksi yang berlangsung selama proses tersebut. Salah satu jenis dari makanan ini adalah makanan tradisional yang merupakan salah satu peninggalan karya seni (Gaman dan Sherrington,1992 ;Marwanti, 1997).
Pertambahan jumlah penduduk dunia yang masih relatif cepat terutama dinegara-negara berkembang seperti Indonesia, membuat semakin meningkatnya kebutuhan hidup. Peningkatan kebutuhan tersebut, antara lain mengenai kebutuhan pangan hewani seperti ikan. Pemenuhan kebutuhan akan ikan, menggeliatkan usaha perikanan khususnya budidaya ikan tawar yang ditandai meningkatnya produksi perikanan budidaya yang didominasi oleh udang 327.260 ton, rumput laut 1.079.850 ton, ikan mas 285.250 ton, bandeng 269.530 ton, nila 227.000 ton, ikan lele 94.160 ton, gurami 35.570 ton dan kerapu 8.430 ton (Ditjen Perikanan Budidaya, 2007).

Sabtu, 30 Juni 2018

BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR


I.  PENDAHULUAN

Sungguh sangat sulit menghitung kekayaan alam Papua. Ada burung cendrawasih, arwana putih jardini, tiram mutiara yang menghasilkan mutiara termahal di dunia dengan sebutan Mutiara Laut Selatan dan masih banyak lagi. Lobster air tawar juga berasal dari Papua. Lobster air tawar biasa hidup di danau, rawa atau sungai air tawar di Papua.
Lobster air tawar dalam perdagangan internasional disebut : Crayfish, Crawfish dan Crawdad. Di negara-negara Australia, Amerika Serikat, Inggris, China, Ekuador, Fiji, Guatemala, Meksiko, Afrika Selatan dan Taiwan telah membudidayakan lobster air tawar sejak tahun 1980. Di Indonesia upaya budidaya baru dimulai tahun 2000.
Seperti jenis lobster laut, lobster air tawar harganya juga sangat mahal. Selain rasanya yang sangat lezat, bagi etnis China memakan lobster akan mendatangkan keuntungan (hoki) dan kekuatan, orang China menganggap lobster adalah penjelmaan ular naga, orang yang bisa makan naga kekuatannya melebihi Superman.
Lobster air tawar tidak hanya untuk dikonsumsi tetapi juga sebagai udang hias di akuarium. Sebagai udang hias lobster air tawar memiliki ciri khas yang tidak ditemukan pada ikan hias. Selain bentuk tubuhnya yang unik, lobster air tawar juga mempunyai warna khas dan beragam.
Jika diperhatikan, lobster air tawar tampak garang dan mengandung aura magic. Bentuk tubuhnya mirip panser dengan sepasang laras meriam menghadap kedepan. Hal ini membuat banyak orang berminat memelihara lobster air tawar didalam akuariumnya. Memandangi lobster air tawar dimalam hari memberi imajinasi seperti hidup di alam lain.

Sabtu, 09 Juni 2018

TANAMAN HERBAL PENGENDALI PENYAKIT IKAN

Air merupakan media budidaya perikanan yang paling utama yang harus selalu dijaga kualitasnya agar sesuai dengan kebutuhan hidup ikan yang dibudidayakan. Banyak cara untuk menjaga kualitas air. Pengelolaan secara baik menjaga kualitas air agar tetap setabil. Misalnya mengganti air sekitar sepertiga volume air setiap hari akan membuat air terjaga kualitasnya. Memberikan pakan tepat dosis, mengatur kepadatan tebar dan mencegah masuknya polutan juga akan mencegah timbulnya masalah kualitas air. Dengan demikian bibit penyakit tidak akan masuk.
Cara lain untuk meningkatkan kualitas air, yaitu dengan penggunaan tanaman. Banyak jenis tanaman yang bisa dipakai untuk ikan. Kandungan kimia yang terkandung didalam ditanaman selain untuk meningkatkan kualitas air, juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan, mengobati penyakit, dan membunuh predator atau pesaing ikan dikolam.    Oleh karena itu, bila tanaman itu bisa dikelola sebagai pestisida dapat membantu masyarakat pembudidaya untuk mengembangkan pengendalian yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya setempat yang terdapat dilingkungannya. Ada berbagai jenis tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan ikan, seperti menjaga kualitas air, meningkatkan kekebalan ikan, mengobati penyakit ikan, dan membunuh predator.

Senin, 04 Juni 2018

ANEKA OLAHAN BERBAHAN BAKU IKAN

RAMBUTAN IKAN
A.   Bahan – bahan yang digunakan :
  • 400 gr ketela rambat direbus
  • 200 gr ikan kakap (dibuat abon)
  • 100 gr mie hun/ bihun
  • 100 gr tepung terigu
  • 2 butir telor
B.   Bumbu-bumbu yang digunakan :
  • 3 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • ¼ sdt ketumbar
  • 200 cc minyak goring
  •  ½ sdt garam
C.   Cara membuat abon
  • Cuci ikan sampai bersih lalu direbus hingga matang
  • Semua bumbu dihaluskan kemudian dicampur bersama ikan yang sudah direbus
  • Goreng sampai kering sehingga menjadi abon, tambahkan bawang goreng

Kamis, 31 Mei 2018

BUDIDAYA IKAN ARWANA


I.    PENDAHULUAN

Sepanjang waktu kepopuleran arwana di luar negeri dan dalam negeri memang cukup lama. Begitu trend memelihara arwana di dalam negeri meningkat ,bersamaan keluarnya peraturan tentang ikan cantik yang perlu di lindungi itu,sejarah kehidupan arwana pun menjadi berubah.
Arwana (Scleropages sp.) sebenarnya termasuk jenis ikan purba yang hingga kini belum punah. Banyak nama yang melekat padanya,diantara ikan siluk,ikan kayangan,ikan kalikasi,dan ikan kelasa.Bentuk badannya gepeng dan bersisik besar meliuk-liuk indah saat berenang di akuarium.Ditambah tumbuhnya dua sungut di ujung bibir bawah membuat ikan ini mirip liong atau naga. Karena itu, tidak mengherankan jika sebagian masyarakat menyabutnya dengan kimliong atau ikan naga emas. Layaknya naga,arwanajuga dianggap sebagai symbol keberhasilan, keperkasaan, dan kejayaan.
Permintaan arwana setiap tahun meningkat, tetapi tidak terpenuhi.Pasar ekspor terbentang luas.Mengandalkan tangkapan alam jelas tak mungkin.Soalnya, memperdagangkan arwana tangkapan alam dilarang.Menangkarkan jalan keluar yang tak dapat ditawar-tawar lagi.Namun,tak mudah menghasilkan arwana kualitas ekspor.induk,pakan, dan kunci keberhasilan penangkaran.


II.   KLASIFIKASI DAN TOKSONOMI IKAN ARWANA

Menurut sistematika ilmu taksonomi (identifikasi organism berdasarkan kelasnya) ternyata arwana tidak hanya digolongkan dalam satu genus. Ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim dan banyak diperdagangkan hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara itu arwana asia sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena berasal dari genus Scleopages. Berikut adalah klasifikasi ikan arwana:
Filum               : Chordata
Subfilum          : Vertebrata
Kelas               : Pisces
Sub Kelas        : Teleostei
Ordo                : Malacopterygii
Famili              : Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus              :   
  1. Arapaima Spesies : Arapaima gigas (giant arwana)
  2. Osteoglossum Spesies : Osteoglossum bicirrbosum; Spesies : Osteoglossum ferreirai
  3. Scleropages Spesies : Scleropages formosus; Spesies : Scleropages guntberi; Spesies : Scleropages Leicbardti; Spesies : Scleropages Jardini
  4. Clupisudis Spesies : Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic (nile arowana)

Minggu, 13 Mei 2018

SAPTA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN


Kegiatan perikanan meliputi semua kegiatan pada perikanan tangkap dan perikanan budidaya, akan tetapi perikanan tangkap pada saat ini sudah mengalami titik jenuh sehingga hasilnyapun akan semakin menurun dan dikhawatirkan tidak bisa memenuhi kebutuhan akan protein hewani di masa mendatang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perikanan budidaya memiliki peranan yang sangat besar.
Budidaya ikan merupakan usaha manusia dengan segala tenaga dan kemampuannya untuk memelihara ikan ikan dengan cara memasukan ikan tersebut dalam tempat dengan kondisi tertentu atau dengan cara menciptakan kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan. Sistem budidaya pada awalnya merupakan usaha pemeliharaan ikan di kolam yang melibatkan sedikit aktivitas manusia dan mengandalkan energi hanya dari makanan alamiah yang tersedia di perairan tersebut. Berdasarkan pengalaman, pada kolam yang subur dapat dipelihara ikan dengan tingkat kepadatan yang lebih tinggi daripada kolam yang kurang subur karena di dalamnya tersedia jumlah makanan alami yang lebih banyak.

Sabtu, 05 Mei 2018

PENYAKIT IKAN, PENCEGAHAN DAN PENGOBATANNYA

 I. PENYAKIT IKAN .
           Berdasarkan sifatnya, penyakit ikan digolongkan menjadi dua yaitu : Penyakit infektif dan penyakit non infektif.  Penyakit infektif adalah penyakit yang disebabkan terinfeksinya ikan oleh orgamisme pathogen, seperti virus, bakteri, jamur ataupun parasit.  Sedangkan penyakit non infektif adalah penyakit yang terjadi  karena gangguan non pathogen seperti nutrisi, kualitas air, bahan toxic, dan genetic.
          Khusus untuk ikan ., penyakit juga dapat terjadi pada benih, ikan konsumsi maupun induk.  Pada benih, yang sering terjadi adalah penyakit karena infeksi parasit.  Sedangkan ikan . yang berukuran besar, jamur, luka borok, maupun benjolan pada mata paling sering ditemui.  Berikut ini diuraikan beberapa jenis penyakit yang sering menginfeksi ikan .

Minggu, 29 April 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN BAWAL




I. PENDAHULUHAN

Ikan bawal berasal dari Amerika Selatan. Ikan bawal merupakan salah satu jenis ikan air tawar tersebar dari golongan ikan neotropik.  Pertumbuhan ikan bawal relatif lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis ikan air tawar lain. 
         Budidaya ikan bawal tidak sulit.  Ikan ini dapat dibudidayakan di kolam tertutup atau tergenang dan kolam air deras dan dipelihara dalam jala (jaring) apung yang dibangun di pinggir waduk atau danau dan perairan umum. 

Kamis, 19 April 2018

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN JELAWAT





I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Sekarang ini di Indonesia, budidaya ikan air tawar memegang peranan penting sebagai salah satu sumber protein bagi masyarakat.  Sementara budidaya laut merupakan salah satu usaha yang penting untuk pendapatan luar negri.  
          Budidaya ikan air tawar terutama ikan Jelawat mengalami peningkatan produksi disemua negara karena ikan – ikan ini memiliki nilai jual bagi petani untuk mendapatkan uang dengan teknik sederhana dan investasi kecil.
            Namun ada beberapa kasus kematian pada tiap spesies yang berupa infeksi yang menjadi kendala dalam budidaya.  Pengendalian penyakit ikan akan semakin penting dibandingkan sebelumnya karena usaha budidaya akan menguntungkan bila penyakit ikan dikendalikan
          Panduan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui gambaran umum penyakit ikan budidaya ikan air tawar khususnya ikan Jelawat.  Harapan kami, panduan ini dapat menjadi petunjuk yang bermanfaat bagi siapa yang melakukan budidaya dan pengendalian penyakit pada budidaya ikan air tawar.

Minggu, 08 April 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN BAUNG



I. PENDAHULUAN

 Kegiatan budidaya ikan merupaka alternatif  yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat petani nelayan. Salah satu jenis ikan yang sangat potensial untuk dibudadayakan adalah ikan baung. Ikan baung adalah sejenis lele yang hidup di perairan umum, seperti sungai dan danau. Di Indonesia, ikan baung cukup populer dan amat digemari oleh konsumen, khususnya di Sumatera dan Kalimantan karena  dagingnya tebal dan memiliki rasa yang khas.
Karena nilai ekonomisnya yang tinggi, ikan baung senantiasa diburu dan ditangkap. Sampai saat ini kebutuhan ikan baung untuk konsumsi masih diperoleh dari penagkapan di alam. Penangkapan tanpa memperhatikan  kelestarian tentunya akan dapat menurunkan populasi ikan baung,bahkan dapat mengakibatkan kepunahan. Gejala kepunahan ini sudah dirasakan oleh masyarakat Sumatra Tengah (Jambi, Riau, Bengkulu), Sumatera Selatan, dan Kalimantan.

Sabtu, 24 Maret 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN BETUTU




I.  PENDAHULUAN

Ikan betutu diduga ikan asli indonesia yang berasal dari pulau Kalimantan.  Namun sementara orang ada yang berpendapat bahwa ikan betutu berasal dari Sumatra karena sejak dahulu sudah ada disana, bahkan menjadi maskot Kabupaten Talang Betutu.  Mengigat nama betutu menjadi nama tunggal di kabupaten tersebut, maka ikan betutu diduga berasal dari Sumatera . 
Ikan betutu mempunyai kemiripan dengan ikan gabus karena sepintas memang ada keserupaan, baik bentuk maupun sifatnya.  Bila diamati, antara keduanya mempunyai perbedaan yang cukup mencolok yaitu ikan betutu dapat bertahan bejam-jam tanpa bergeser dari tempatnya dan sering disebut dengan ikan malas.  Oleh karena itu,  sementara para ahli menduga bahwa ika betutu masuk dalan keluarga besar Eleotridae yang memiliki kekerabatan dengan kelurga Gobioidea (satu famili dengan ikan gabus). Jika dilihat sepintas, tampang betutu cukup menyeramkan, bentuk mukanya cekung dengan ujung kepala picak (gepeng), matanya yang besar menonjol keluar dan dapat digerak-gerakkan dan mata lebar, tebal dengan gigi kecil tajam. Cukuplah beralasan orang menyebutnya sebagai ikan hantu.

Selasa, 13 Maret 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN BLACK MOLLY




I. PENDAHULUAN

          Mungkin banyak yang tidak menyangka, sekalipun kecil dan seolah tidak berdaya, sesungguhnya Black Molly (Poecilia sphenops) keluarga pocilidae merupakan ikan hias yang cukup menarik. Dengan warna hitamnya yang mengkilap dan bentuk tubuh yang mungil yang memancarkan daya tarik tersendiri yang menjadikan ikan ini sangat cocok untuk sebuah hobi memelihara ikan di akuarium. Bahkan sudah banyak orang yang membudidayakan ikan black molly baik itu karena faktor hobi maupun ekonomi.
Pemeliharannya di akuarium memang tidak terlalu menyulitkan, akan tetapi sering kali para pecinta Black Molly sering kali merasa kesulitan dalam hal penyerangan penyakit terhadap Black Molly. Sehingga baik dalam pemeliharaan maupun pembenihan ikan ini selalu dihadapkan pada kematian.

Sabtu, 03 Maret 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN CUPANG


 I.  PENDAHULUAN
 Ikan cupang (Betta splendens) bukanlan ikan asli Indonesia, meskipun Indonesia mempunyai ikan yang masih semarga dengan ikan ini yakni Betta fasciatus, alias Stiped fightingfish, yang lebih dikenal dengan nama Tempalo.
Ikan ini  pertama kali ditemukan di perairan Thailand, Malaysia. Sekalipun  dahulu belum mengetahui kehebatanya bertarung, namun salah satu yang sering mendapatkan perhatian adalah sijantan mempunyai warna yang menarik, selain itu juga muda diurus, karena tahan ditempatkan dalam wada yang berukuran kecil serta muda beradaptasi.
Keunggulan cupang untuk bertahan hidup (dan bukan berkembang biak) di tempat sempit tidak bias tidak karena cupang mempunyai lebirinth, yaitu perangkat pernapasan tambahan yang terletak pada sebelah rongga insangnya. Dengan alat canggih nyang konstruktif ini cupang mampu mengkonsumsi osigen langsung dari udara bebas, yang jarang bias dilakukan oleh ikan lain. Kenyataan ini gampang dideteksi apabila kita perhatikan bahwa setiap beberapa menit cupang menyembulkan moncongnya ke permukaan air.

Sabtu, 17 Februari 2018

BUDIDAYA IKAN SEPAT MUTIARA


I.  PENDAHULUAN
            Sepat mutiara adalah salah satu ikan hias air tawar yang dapat dipijahkan di dalam aquarium.  Ikan ini tergolong ikan yang memijah pada sarang busa yang dibangun oleh induk jantan.
            Sama halnya dengan ikan air tawar yang lain, dalam budidaya sepat mutiara selalu ada hambatan-hambatan yang tidak diduga-duga kedatangannya.  Hambatan yang dapat menyebabkan kerugian dalam usaha budidaya ikan ini, terjadinya infeksi penyakit pada ikan peliharaan.
            Untuk mengantisipasi terjadinya serangan penyakit pada sepat mutiara,  tulisan ini akan membahas secara sederhana tentang langkah-langkah pencegahan dan pengobatan penyakit pada sepat mutiara, dan juga cara pemijahannya.
            Dengan dilakukannya pencegahan dan pengobatan penyakit ini, diharapkan produksi ikan Sepat mutiara dapat ditingkatkan yang pada akhirnya pendapatan petani pembudidaya sepat mutiara dapat meningkat pula. 

Minggu, 11 Februari 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN CORYDORAS


I. PENDAHULUAN
Usaha budidaya ikan hias ada banyak jenis ikan yang dapat di usahakan, dari yang berharga murah sampai mahal dan bernilai ekomomis tinggi. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang berprospek adalah corydoras.
Corydoras termasuk cat fish. Asalnya dari Amerika Selatan yang kemudian menyebar kedaerah lain secara alami maupun karena campur tangan manusia melalui transportasi. Penyebarannya mulai dari Brasil, Uruguay, Argentina, Venezuela, Kolombia, dan Trinidad. Hingga saat ini banyak dibudidayakan di dunia, termasuk Indonesia.

Minggu, 04 Februari 2018

KOLAM TERPAL ALTERNATIF PEMELIHARAAN IKAN



Sistem budidaya ikan di kolam terpal merupakan salah satu inovasi dalam pengembangan budidaya ikan. Saat ini kolam terpal telah digunakan untuk budidaya berbagai jenis ikan seperti lele, gurami, nila, patin, bawal, dsb.

A. KEUNGGULAN KOLAM TERPAL
Budidaya ikan di kolam terpal memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Dapat diterapkan di lahan terbatas
2. Dapat diterapkan di lahan atau tanah porous
3. Dapat diterapkan di daerah sulit air
4. Pembuatannya praktis
5. Waktu produksi lebih singkat
6. Ikan-ikan yang dibudidayakan tidak berbau lumpur
7. Sintasan atau kelangsungan hidup ikan lebih tinggi
8. Padat penebaran lebih tinggi
9. Pertumbuhan ikan lebih cepat
10. Biaya pembutannya lebih murah