Selamat Datang

Selamat Datang di Situs Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan

Sabtu, 24 November 2018

BUDIDAYA IKAN MAS


A. PENDAHULUAN
Budi daya Ikan Mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena ikan mas memiliki cita rasa yang cukup tinggi, sehingga banyak disukai oleh konsumen. Daging ikan mas yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. Di beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai masakan dengan bahan ikan mas karena memang cukup populer. Selain itu ikan mas juga dikenal memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan. Dalam masa pemeliharaan 4 sampai 5 bulan ikan mas bisa mencapai bobot 500-1000 gr/ekor. Selain itu Ikan Mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga mudah dalam memasarkannya.

Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro, Gema Wirausaha, (2011).



B. PEMBENIHAN IKAN MAS

1. Pemilihan Induk dan Pemeliharaan Induk

1) Pemilihan Induk
a. Syarat Induk
Keberhasilan Usaha pembenihan ikan mas sangat ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon induk harus mempertimbangkan ras atau varietas ikan yang akan dipelihara, karena ciri-ciri calon induk yang baik berbeda-beda untuk setiap ras atau varietas. Menurut Khairuman, dkk (2008), secara umum ciri-ciri induk yang baik adalah sebagai berikut:
-          Sehat Tidak cacat, dan tidak terluka
-          Umur induk 1,5 tahun - 3 tahun
-          Sisik tersebar teratur dan berukuran agak besar
-          Sisik tidak terluka dan tidak cacat
-          Bentuk dan ukuran tubuh seimbang tidak terlalu gemuk atau tidak terlalu kurus
-          Tubuh tidak terlalu keras atau tidak terlalu lembek
-          Perut lebar dan datar
-          Ukuran tubuh relatif tinggi
-          Bentuk ekor normal, cepat terbuka, pankal ekor relatif lebar dan datar
-         Kepala relatif kecil dan moncongnya lancip, terutama pada induk betina, Sebab jumlah telur ikan yang berkepala kecil biasanya lebih banyak daripada ikan yang berkepala besar
-          Jarak lubang dubur relatif dekat dengan pangkal ekor

Selain sifat umum di atas induk ikan mas juga memiliki sifat spesifik yaitu sebagai berikut
Tabel 1. Sifat Spesifik Induk Ikan Mas
Induk Jantan
Induk Betina
Dapat dipijahkan pada umur lebih dari 6 bulan atau mencapai bobot minimal 0,5 kg
Dapat dipijahkan pada umur 1,5 tahun atau minimal berbobot 1,5 kg
Jika bagian perut di urut ke arah urogenital akan keluar sperma
Ikan yang matang gonad dapat dilihat dari perut yang terasa lunak, membengkak ke arah belakang dari atas urogenital (lubang urine sekaligus kelamin), lubang urogenital biasanya berwarna kemerahan dan agak terbuka, tetapi banyak juga yang tidak terbuka

Induk yang matang gonad biasanya tidak banyak bergerak atau gerakannya sangat perlahan
Sumber: Khairuman, dkk (2008)

Sedangkan menurut SNI 01- 6134 - 1999 Kriteria kuantitatif sifat reproduksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2. Kriteria kuantitatif sifat reproduksi
No
Kriteria
Jenis Kelamin
Jantan
Betina
1
Umur pertama matang kelamin (bulan)
8
18
2
Panjang (cm)
24
36
3
Berat tubuh pertama matang gonad (gram/ekor)
500
2000
4
Fekunditas (butir/kg)

85000-125000
5
Diameter telur (mm)

Kering: 0,9-1,1


b. Induk Jantan dan Betina
Membedakan Kelamin jantan dan betina mas tidaklah sulit, bagi pembudidaya yang sudah berpengalaman hanya dengan melihat tanda-tanda dari luar dia sudah tahu mana yang jantan ataupun betina, namun untuk memastikan apakah ikan tersebut benar-benar jantan atau betina dan siap dipijahkan perlu diketahui ciri-cirinya secara pasti dan jelas.

Perbedaan antara induk jantan dan betina ikan mas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 3. Pebedaan Jantan dan Betina
Jantan
Betina
Badan tampak ramping atau langsing
Badan terutama bagian perut membesar atau buncit, bila diraba terasa lembek
Gerakannya lincah dan gesit
gerakannya lamban, memberi kesan malas bergerak
Jika bagian perut diurut (perlahan-ahan) dari depan ke arah belakang sirip ekor kan mengeluarkan cairan erwarna putih (sperma) seperti santan kelapa
Jika perut diurut, akan mengeluarkan cairan berwarna kuning

Pada Malam hari biasanya meloncat-loncat
Sumber: Santoso (2005)

 
2) Pemeliharaan Induk
Calon induk ataupun induk yang akan dipijahkan dari hasil seleksi yang telah dilakukan harus disediakan tempat khusus yaitu kolam pemeliharaan induk. Kolam tersebut berfungsi mempercepat proses kematangan telur, penyimpanan induk-induk yang telah dikawinkan dan mempermudah pengawasan.
Karena kegiatan pemeliharaan induk sangat penting maka induk-induk yang sudah dewasa perlu dirawat di dalam kolam yang menyehatkan untuk perkembangan atau kematangan gonad. Oleh karena itu perlu diperhatikan pemberian komposisi pakan dan keadaan kolam.
Pada umumnya kolam pemeliharaan induk terbagi menjadi dua bagian yaitu kolam untuk induk jantan dan kolam untuk induk betina, sistem perairan menggunakan sistem pararel. Kolam pemeliharaan induk jantan dan betina biasanya memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang terpisah. Namun jika lahan tidak memungkinkan kolam induk jantan dan betina boleh menggunakan sistem seri dengan syarat kolam induk betina berada di atas kolam induk jantan. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah perkawinan sendiri karena induk betina mudah terangsang oleh bau sperma induk jantan yang keluar tanpa disengaja mengikuti aliran air.
Pemeliharaan biasanya induk ikan mas seberat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi. Contoh kasus induk yang dipijahkan memiliki berat total 6 kg maka diperlukan kolam dengan luas 30 meter persegi, namun jika sistem pengairan dalam pemeliharaan sangat baik (memiliki debit air cukup deras) jumlah berat total induk menjadi bertambah yaitu 1-4 kg/m2 (Atmadja hardjamulia, 1978 dalam Santoso, 2005). Kolam selain bermanfaat untuk mempersiapkan induk dalam proses pemijahan jiga bermanfaat untuk merevitalisasi kembali kondisi induk yang sudah digunakan agar cepat pulih kembali untuk dimanfaatkan pada periode selanjutnya, Nugroho dan Kristanto (2008).
Faktor lain yang perlu diperhatikan selain padat penebaran adalah suhu air dan makanan. Suhu air optimal dalam pemeliharaan induk ikan mas adalah 25oC. Pakan yang baik memiliki protein berkadar 25% dan diberikan 2 kali sehari. Contoh kasus pellet yang diberikan sebannyak 2 kali (pagi dan sore) dengan 2%-4% dari bobot total ikan seluruhnya, misal induk yang dipelihara memiliki berat 5 kg, maka membutuhkan pellet sebannyak 100-200 gram, jika bobot induk 10 kg maka pellet yang diberikan setiap hari 200-400 gram atau dua kali lipat, jika pembudidaya menghendaki memberi pakan tambahan diharapkan pakan tersebut memiliki kandungan lemak yang rendah, Santoso (2005).

3. Teknis Pembenihan

Kegiatan pembenihan dapat dilakukan baik di indoor maupun di outdoor. Para pembudidaya pada umumnya melakukan kegiatan pembenihan di outdoor karena memang pada saat itu mereka hanya mengetahui cara tersebut dan metode tersebut dianggap lebih mudah dari pada pembenihan yang dilakukan di indoor, namun keterbatasan kegiatan pembenihan outdoor yang tergantung pada pengaruh iklim dan perubahan suhu yang tidak stabil mengakibatkan hasil yang didapatkan tidak maksimal sedangkan kebutuhan benih ikan semakin meningkat, oleh sebab itu pembudidaya mulai melakukan pembenihan di indoor, pembenihan yang dilakukan di indoor pada umumnya hanya mulai dari pemijahan sampai pemeliharaan larva dan benih karena pada fase inilah dianggap sebagai fase yang paling kritis karena rentannya telur dan larva terhadap perubahan lingkungan dan penyakit. Sedangkan kegiatan pemeliharaan induk tetap dilakukan di outdoor.

1) Pembenihan Tradisional
a. Persiapan Wadah Pemijahan
Dalam Kegiatan pemijahan ikan mas pada umumnya menggunakan tiga kolam yang perlu disiapkan, ketiga kolam tersebut adalah kolam pemijahan, kolam penetasan dan kolam pendederan, namum pada kenyataan di lapangan banyak pembudidaya yang hanya menggunakan dua kolam bahkan ada yang hanya menggunkan satu kolam yang berarti kolam pemijahan digunakan sebagai kolam penetasan telur, tempat penetasan telur sebagai pendederan bahkan kegiatan pemijahan, penetasan telur dan pendederan dilakukan dalam kolam yang sama, namun berdasarkan hasil di lapangan hasil terbaik didapat dari kolam yang terpisah. Berhasilnya kegiatan pemijahan yang menggunakan yang tiga kolam karena kondisi kolam yang lebih bersih, sehingga meminimalkan tumbuhnya penyakit. Pada saat Induk melakukan pembuahan maka sperma dan cairan yang dikeluarkan oleh induk betina baik lendir atau cairan telur membuat air menjadi kotor, sehingga resiko terserangnya telur oleh jamur menjadi semakin besar sehingga telur perlu dipindahkan. Pada kolam penetasan telur, jika telur sudah menetas maka benih yang ada harus segera dipindahkan karena telur yang tidak menetas kaya akan kandungan organik sehingga potensi timbulnya penyakit dan jamur menjadi semakin besar, maka jika benih tidak dipindahkan maka resiko terserangnya benih oleh jamur atau penyakit menjadi semakin besar.
Kolam pemijahan biasanya berukuran tidak terlalu luas. Adapun ukuran kolam pemijahan yang biasa digunakan adalah ukuran 4m x 4m hingga 4m x 10m, bila kolam pemijahan menggunakan kolam beton maka ukurannya dapat dipersempit menjadi 2m x 4m, Susanto dan Rochdianto (2002). Ukuran-ukuran ini bukan patokan yang mutlak yang penting kolam yang digunakan tidak membuat induk berdesakan.
Sebelum digunakan, terlebih dahulu kolam pemijahan dikeringkan dan dijemur dipanas matahari selama 2-3 hari. Bila cuaca mendung atau matahari tertutup awan, waktu pengeringan dapat diperpanjang manjadi 5-7 hari, Susanto dan Rochdianto (2002). Dasar kolam yang benar-benar kering ditandai dengan dengan bau tanah saat diisi air. bau tanah tersebut berdasarkan pengalaman dapat merangsang induk ikan mas untuk memijah, hal tersebut dikarenakan mirip dengan suasana di alam pada saat memasuki musim penghujan. Oleh karena itu pengeringan dan penjemuran mutlak dilakukan.
Cara lain untuk merangsang induk memijah adalah dengan membakar batubata dan jerami di dasar kolam, hasil dari pembakaran batubata tersebut juga mengasilkan bau tanah yang sama dengan pengeringan kolam. Pembakaran dilakukan dengan cara meletakkan jerami di seluruh dasar kolam sehingga ketiga dibakar dasar kolam kering secara merata, sedangkan jika menggunakan batu bata, batu bata yang telah dibakar diletakkan secara merata di dasar kolam, atau jika batu bata yang tersedia terbatas dapat diletakkan secara merata. Jika bak terbuat dari beton sebaiknya diletakkan di dalam ruangan yang atapnya terbuat dari fiber sehingga sinar matahari tembus ke dalam ruangan dengan kondisi tersebut maka pengeringan lebih mudah dilakukan tanpa kawatir hujan. Setelah diperkirakan kolam sudah benar-benar siap maka air yang telah difilter diisikan kedalam kolam sampai kedalaman 50-80cm.
Langkah Selajutnya adalah pemasangan kakaban, kakaban dibuat dari ijuk aren yang dijepit dengan dua belah bambu ditengahnya. Ukuran kakaban yang ideal untuk ikan mas yaitu panjangnya 1,5 m dan lebar 40-50 cm. Agar dapat terapung kakaban harus dipasang di atas bambu utuh dan dijepit dengan bilah bambu agar tidak berantakan ketika disenggol kawanan induk, jarak antar kakaban sekitar 10 cm. Sebagai acuan jumlah kakaban yang dapat dipakai untuk setiap 1 kg induk ikan mas adalah 5-8 buah letak kakaban diusahakan berjarak 5-10 cm di bawah permukaan air, Susanto dan Rochdianto (2002)


b. Teknik Pemijahan
Berhasil tidaknya kegiatan pemijahan tergantung pada tingkat kematangan gonad atau telur induk, induk yang dipelihara di kolam pemeliharaan induk selama 1,5 bulan biasanya sudah mengalami pematangan gonad dan telur. Ciri-ciri induk yang sudah siap dipijahkan adalah bagian perutnya tampak gendut dan tampak menggelambir jika dilihat dari atas, apabila diraba perutnya terasa lembek dan disekitar urogenitalnya tampak memerah dan akan keluar telur pada saat dipijat ke arah urogenital, sedangkan ciri-ciri induk jantan yang sudah matang gonad ditandai dengan keluarnya sperma berwarna putih susu jika perut diurut ke arah urogenitalnya, Khairuman, dkk (2008).
Berikut adalah tingkat kematangan gonad ikan mas jantan dan betina

 Tabel 4. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Mas
Tingkatan jantan/betina
Jantan
Betina
Belia/Dara
Tempat air mani bening seperti cuka, tidak berwarna, keabu-abuan (keadaan ada ikan yang belum dewasa)
Ovarium sangat kecil dan terletak di bawah tulang punggung, tidak berwarna sampai abu-abu dan transparan, butir-butir telur tidak terlihat dengan mata biasa
Belia berkembang/Dara Berkembang
Tempat air mani keruh, tembus cahaya, merah keabu-abuan, dan kecil
Ovarium jernih sampai abu-abu kemerahan, Butir telur dapat terlihat dengan kaca pembesar
Perkembangan 1
Tempat mani tidak tembus cahaya, kemerahan, kaya akan pembuluh darah
Ovarium berbentuk bulat telur, warna kemerahan, butir-butir telur mirip serbuk putih
Perkembangan 2
Tempat mani putih hingga putih kemerahan dan berlangsung puncak proses pembentukan mani
Ovarium berwarna orange muda
Berentang/Bunting
Tempat mani tidak tembus cahaya, jiak ditekan akan keluar testes yang liat, dan air mani telah sempurna
Ovarium mengisi penuh ruangan rongga bawah, telur bulat dan jernih
Matang siap
Tempat air mani tidak tembus
telur keluar jika ditekan
mijah/Mijah
cahaya, berwarna putih, jika ditekan mengalir seperti susu, terjadi puncak tingkatan masak air mani
perutnya, kebanyakan telur jernih
Setengah Terpijah/Mijah Salin
Tempat air mani tidak tembus cahaya, warnanya sedikit kemerahan, kalau ditekan air maninya akan keluar
Ovarium belum kosong sama sekali
Terpijah/Salin
Tempat mani merah tua hingga abu-abu kemerahan. Tidak ada air mani lagi, kaya akan pembuluh darah, lambat alaun akan kembsli pada tingkatan belia
Ovarium kosong dan berwarna kemerahan
Pulih Salin


Ovarium jernih sampai abu-abu kemerahan
Sumber: Ardiwinata, 1981 dan Sumantadinata k., 1983 dalam Khairuman, dkk (2008)

Induk yang akan dipijahkan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setetah kolam telah siap. Proses pemasukan induk harus dilakukan secara hati-hati dan satu-satu dan tidak boleh kasar, penanganan induk yang tidak hati-hati akan menyebabkan induk stres, penanganan yang kasar juga dapat mengakibatkan induk betina mengeluarkan telur sebelum waktunya.
Selama proses pemijahan induk yang dipijahkan tidak boleh diberi makan, hal tersebut dilakukan karena pakan yang diberikan selain dapat mengotori kolam juga dapat menyumbat saluran telur induk betina sehingga dapat menggagalkan kegiatan pemijahan, Khairuman, dkk (2008)
Perbandingan bobot antara induk jantan dan induk betina adalah 1:1 Artinya setiap berat induk betina 1 kg maka jantan juga harus 1 kg ( bisa terdiri dari beberapa ekor induk jantan dan betina), Khairuman, dkk (2008). Apabila tahap-tahap dalam pemijahan dilakukan dengan benar maka induk akan mulai memijah menjelang tengah malam, sebelum terjadi proses pembuahan maka biasanya pada pukul 20.00-22.00 induk jantan akan mengejar-ngejar induk betina. Setelah berkejaran maka menjelang tengah malam biasanya induk betina akan mengeluarkan telurnya dan jantan akan merespon dengan mengeluarkan sperma, sedikit demi sekikit telur yang berwarna kuning cerah akan tampak menempel pada kakaban, menjelang pagi hari sekitar pukul 05.00 frekuensi pengeluaran telur dan sperma oleh induk betina dan induk jantan akan mulai berkurang. Pada saat itu sebaiknya kegiatan pemijahan sebaiknya dihentikan, hal tersebut dilakukan dengan cara mengambil kakaban dan dipindahkan ke dalam kolam penetasan dan diikuti dengan memindahkan induk ke kolam pemeliharaan induk. Apabila induk tidak segera diambil, maka baik induk jantan maupun induk betina akan memakan telur yang sudah dikeluarkan, karena biasanya induk yang sudah kelelahan memijah akan mulai mencari makan, Susanto dan Rochdianto (2002).

c. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Kakaban yang dari kolam pemijahan dipindahkan ke kolam penetasan telur, di dalam kolam penetasan telur diberi hapa yang terbuat dari kain terilin berukuran 2x1x1 m, berbentuk persegi panjang yang dibentangkan kurang lebih 2 m dari pintu pemasukan.
manfaat dari penggunaan hapa adalah untuk mencegah kemungkinan munculnya predator seperti ular, belut, dll yang dapat masuk ke dalam kolam penetasan telur. Kakaban harus di letakkan tenggelam kurang lebih 10 cm dari permukaan air, selama kegiatan penetasan telur untuk manangani jika turun hujan maka pada kolam penetasan telur diberi peneduh. Telur akan menetas menjadi benih dalam waktu kurang lebih 2-3 hari, Santoso,(2005)
Setelah telur menetas, harus segera dilakukan pengangkatan kakaban dari dalam hapa atau bak fiber satu akuarium persatu. Larva yang baru masing memiliki cadangan makanan berupa kantong kuning telur. Kuning telur akan teserap habis dalam waktu kurang lebih antara 3-6 hari setelah menetas, Nugroho dan Kristanto, (2008). Setelah cadangan telur habis maka larva dapat diberi makan berupa rotifera, cacing sutra dan kuning telur rebus, caranya sebutir telur ayam matang di ambil bagian kuningnya, kemudian hancurkan dan dilarutkan ke dalam 250 cc air bersih setelah berbentuk suspensi masukkan ke dalam alat penyemprot nyamuk atau bisa juga diberikan secara langsung, pemberian pakan dilakukan secara merata, pemberian pakan dilakukan sebannyak lima kali sehari, sebutir telur cukup untuk 100.000 ekor larva. Perawatan larva hingga benih berumur 4-5 hari paling lama 7 hari, selanjutnya benih dapat dilepas dari hapa, Santoso (2005).

2) Pembenihan Intensif

Pembenihan secara intensif biasanya dibantu dengan hormon hipofisa untuk merangsang pematangan gonad agar lebih cepat matang. Pemijahan dengan menggunakan teknik hipofisasi adalah pemijahan yang dengan cara penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa ke induk yang akan dipijahkan, penggunaan ekstrak kelenjar hipofisa ini lebih diutamakan untuk induk betina sedangkan induk jantan tidak terlalu membutuhkan. Teknik hipofisasi dilakukan jika pemijahan secara alami sulit dilakukan. Tujuan penggunaan ekstrak hipofisa ini adalah mempercepat proses pemijahan, memperkecil resiko gagalnya proses pemijahan dan merancang terjadinya proses pemijahan sesuai waktu yang diinginkan yaitu pagi, siang, sore atau malam hari.
Dosis 1-1,5 ml/kg ikan artinya 1-1,5 ml ekstrak kelenjar hipofisa untuk 1 kg induk atau setiap 1 kg induk resipien membutuhkan 1-1,5 kg induk donor. Kelenjar hipofisa dapat diperoleh dari hipofisa ikan mas, kelenjar hipofisa terletak di bagian dalam kepala ikan mas untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar 9, namun apabila menginginkan lebih mudah dapat membeli ekstrak kelenjar hipofisa yang sudah jadi sehingga kita bisa langsung menggunakan.
Ekstrak hipofisa diambil dari ikan sejenis dan tanpa mempertimbangkan jantan dan betina. Adapun tahap-tahap menyiapkan donor adalah sebagai berikut:
-          Timbang ikan donor seberat induk yang akan disuntik
-          Potong bagian batas kepalanya
-          Dari arah bukaan mulut, kepala ikan dibelah, bagian ats kepala diambil
-          Ambil kelenjar dengan menggunakan pinset kemudian digerus /dihancurkan dengan menggunakan alat penggerus sambil ditambah pelarut akuabides 1-2 cc
-          Ambil dengan menggunakan spuit dan kelenjar siap disuntikkan

Selain dapat diambil dari ikan, ekstrak hipofisa yang sudah siap pakai juga tersedia di toko, adapun tahap-tahap dalam penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat suntik dan hormon Ovaprim untuk disuntikkan. Gunakan injeksi spuit yang sudah dibersihkan dengan air panas atau gunakan alat injeksi yang baru.
b. Timbang induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis Ovaprim.
·     Induk yang beratnya ± 1 kg, dosis hormon Ovaprim 0,3-0,5 ml. Bila beratnya 0,5 kg maka dosis yang diperlukan setengah nya, yakni 0,15 - 0,25 ml (sesuai petunjuk pada wadah hormon tersebut).
·     Sedot dengan alat injeksi spuit sebanyak hormon yang diperlukan, misalnya 0,5 ml. Usahakan posisi botol dan injeksi spuit tegak lurus, botol berada di atas. Setelah itu, sedot lagi dengan injeksi spuit yang sama akuades sebanyak 0,5 ml juga untuk mengencerkannya.

Sedangkan cara penyuntikan dan pelepasan induk adalah sebagai berikut:
-         Induk disuntik pada siang atau sore hari
-    Kelenjar hipofisa yangtelah disiapkan, setengah disuntik pada induk jantan ddan setengahnya pada induk betina, penyuntikan dilakukan pada kedalaman ±2 cm dan kemiringan 45o disesuaikan dengan ukuran ikan
-        Induk yang telah disuntik dilepaskan pada kolam pemijahan

Penyuntikan induk ikan mas bisa dilakukan 1-2 kali, induk ikan mas matang kelamin yang sudah disuntik dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, biasanya pemijahan terjadi 6-7 jam setelah penyuntikan. Selanjutnya, perawatan telur dan larva sama seperti pemijahan secara alami Setelah larva berumur 5 hari atau lebih maka larva ikan tersebut dapat dipindahkan ke kolam pendederan, Khairuman, dkk (2008).
Penyuntikan dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di bagian atas yaitu di dekat sirip punggung dan sirip ekor, serta bagian bawah perut yaitu di dekat pangkal sirip perut dan sirip dada. Tidak disarankan untuk melakukan penyuntikan di bagian tubuh yang lain karena kemungkinan dapat mengenai organ atau tulang, efek dari terkenanya organ atau tulang akan menyebabkan kerusakan organ atau rasa sakit yang luar biasa pada ikan sehingga dapat mengakibatkan kematian ikan. Pada saat dilakukan penyuntikan bagian kepala induk harus ditutup kain basah untuk menenangkan induk, Djarijah, (2007).
Teknik pemijahan yang dibantu dengan ekstrak kelenjar hipofisa, selain dipijahkan di kolam pemijahan juga dapat dilakukan dengan teknik stripping.
Teknik stripping adalah teknik pemijatan (mengurut) perut ikan untuk mengeluarkan baik telur yang telah siap dibuahi atau sperma ikan. Dengan menggunakan teknik stripping diharapkan persentase telur yang dibuahi sperma semakin besar sehingga jumlah larva yang dihasilkan semakin besar pula.
Pelaksanaan stripping dapat dilakukan dengan 3 cara, cara pertama induk direbahkan diatas meja beralaskan busa karet lalu di stripping bagian perutnya, tangan kiri memegang punggung ikan dan tangan kanan memijit sambil/mengurut perut ke arah ovarium. Cara kedua adalah dipeganggang menggunakan dua tangan, tangan kiri memegang pangkal ekor sambil memijit atau mengurut kantong ovari dan tangan kanan memegang perut bawah, ujung kepala induk ditopang pangkal paha. Cara ini biasanya dikerjakan dua orang. Pada saat stripping dilakukan di bawah ovari sudah disiapkan baskom bersih untuk menampung telur. Cara ketiga yaitu telur atau sperma disedot menggunakan kolektor (Sucking milt). Caranya yaitu induk direbahkan di atas meja yang dialasi busa karet, kemudian selang kolektor dimasukkan menembus lubang ovary/urogenital, selanjutnya dihisap dengan mulut. Dengan cara ini telur akan tertampung di dalam tabung yang terhubung dengan selang kolektor, kemudian telur dituang ke dalam baskom. Stripping yang dilakukan secara sembarangan selain mengakibatkan organ induk rusak juga mengakibatkan telur yang keluar tercampur kotoran.
Pada saat dilakukan stripping kepala induk harus ditutup kain basah agar induk lebih tenang atau induk dibius dengan cara direndam di larutan ayang diberi MS 222 dengan dosis 100 oom (0,1 g/liter) selama 20 menit atau dibius dengan menggunakan bahan lain, Djarijah, (2007).
Pembuahan dilakukan di dalam cawan. Caranya yaitu tuangkan sperma dari botol penampungan ke dalam cawan yang berisi telur kemudian aduk dengan menggunakan bulu ayam atau alat pengaduk halus yang bersih, pengadukan dilakukan dengan cara menggerakkan bulu ayam atau alat pengaduk secara memutar sehingga mengaduk adonan telur. Untuk membantu proses pembuahan maka ditambahkan larutan yang terbuat dari campuran 30 g carbamide (Urea) dan 40 gram garam (NaCL) dalam 10 liter air. Larutan tersebut ditambahkan sebannyak 10%-20% dari volume telur. Pengadukan dilakukan selama 3-5 menit, buang larutan tersebut, kemudian diganti dengan larutan yang baru dengan volume yang sama, aduk kembali selama 3-5 menit. Telur yang telah dibuahi dapat dicuci dengan larutan pembersih (tannin) yang terbuat dari 5 g - 8 g tannin dalam 10 liter air, caranya yaitu dengan mencelupkan telur yang telah dibuahi (maksimal 2-3 liter) ke dalam larutan tannin sebannyak 1-2 liter atau maksimal 2-5 liter di dalam ember, kemudian aduk selama 3-5 menit, kemudian cuci dengan air bersih, pencucian telur sebaiknya dilakukan 3 kali, karena tanin dapat melapisi telur sehingga dapat menghambat perkembangan telur. Telur yang telah dicuci segera di tetaskan ke dalam inkubator, Djarijah, (2007).
Sebelum diisi telur, inkubator dibersihkan dan dikeringkan, atau atau direndam dengan menggunakan larutan PK 20 ppm selama 30 menit.
Kemudian bilas sampai bersih. Inkubator dengan kapasitas/ volume 200 liter dapat diisi telur 500.000 butir telur atau 2500 butir telur/liter air. Selama pemeliharaan debit air harus ditambah setelah telur memasuki fase blastula. Secara bertahap debit air diperbesar dari 0,7 liter/menit menjadi 1,2 liter/menit kemudian ditingkatkan menjadi 1,5 liter/menit sampai telur menetas. Telur yang telah dibuahi akan menetas selama 1-2 hari, suhu optimal untuk pertumbuhan telur yaitu pada 20oC-22oC dan relatif stabil, selain suhu media pemeliharaan telur juga harus memiliki tingkat kekeruhan dan CO2 dan NH3 yang rendah, kandungan oksigen terlarut dalam air (DO) 5-6 ppm, Djarijah, (2007).Sedangkan menurut Khairuman, dkk, (2008) Parameter kualitas air untuk pembenihan ikan mas dapat dilihat pada tabel 5. Sedangkan untuk kekeruhan air media dapat dilihat pada tabel 6.

 Tabel 5. Kualitas Air Untuk Pembenihan
Parameter Kualitas Air
Nilai Batas
a. Fisika
- Residu Padat Telarut Total
Maksimum 2000 mg/l
- Padatan tersuspensi
Maksimum 400 mg/l
- Kekeruhan
Maksimum 50 JTV
- Suhu
26-28°C (Fluktuasi normal sekitar 4°C
b. Kimia
-Oksigen terlarut
Lebih besar dari 2 mg/l. Kandungan minimum 6 mg/l tidak boleh terjadi selama lebih dari 8 jam berturut-turut
-Karbondioksida
0-12 mg/l
-Ph
6,5-8,5
-Alkalinitas (CaCO3)
Minimum 20 ml/
Kesadahan total (CaCO3)
Minimum 20 ml/l
Amonia total
Maksimum 0,02 mg/l
Nitrit
Maksimum 0,1 mg/l
-Pestisida organoklor
Maksimum (0,01 x LC50 - 96 jam) mg/l
-pestisida organofosfat
Maksimum (0,03 x LC50 - 96 jam) mg/l dan karbonat
Sumber:Atmadja Hardjamulia, 1988 (dalam Khairuman, dkk, 2008)

Tabel 6. Kekeruhan Air Media
Kedalaman (cm)
Keterangan
1-25
Air Keruh disebabkan oleh

-Plankton

-Partikel tanah
25-50
Optimal (Plankton cukup)
50
Air jernih disebabkan oleh jumlah plankton yang sedikit
Sumber: Usni Arie dalam usaha pembenihan dan pembesaran Nila gift, (2000),
(dalam Khairuman, dkk, 2008)


C. PENDEDERAN IKAN MAS

1. Persiapan Wadah Pendederan
1) Kolam Tanah
Pendederan ikan mas adalah kegiatan memelihara larva yang berasal dari kolam penetasan hingga mencapai benih yang siap dipelihara di tempat pembesaran. Benih ini disebut sangkal, yaitu benih yang berukuran 10 – 12 cm, dan memiliki berat rata-rata 10 gram.
Kegiatan ini dilakukan di kolam selama 14 sampai 30 hari, Kolam pendederan ikan mas harus subur. Pada kolam yang subur tumbuh pakan alami dengan beragam jenis, dan ukuran serta jumlah yang melimpah. Pakan alami sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih, hingga kelangsungan hidupnya tinggi dan pertumbuhannya cepat. Persiapan kolam pada kegiatan pendederan terdiri dari pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, perbaikan kemalir, pengapuran, pemupukan, serta pengairan.
Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam. Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari.
Pengeringan dianggap cukup bila tanah dasar sudah retak-retak. Biasanya selama 4–7 hari. Pengeringan bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun. Selain itu juga untuk mempermudah per-baikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir, Arie dan Muharam, (2009).
Perbaikan pematang dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan pematang dengan tanah dasar, agar semua bocoran dalam pematang tertutup. Bila ada bocoran yang lebih besar, sebaiknya pematang dibongkar, lalu ditutup kembali dengan tanah. Bila bocorannya banyak, sebaiknya pematang dilapisi plastik. Perbaikan pematang bertujuan agar kolam terbebas dari bocoran, sehingga bila diisi air, ketinggian air dan kesuburannya dapat dipertahankan. Kondisi ini sangat baik untuk benih, karena pakan alami selalu tersedia dan benih tidak mudah keluar akibat arus air.
Pengolahan tanah dasar dilakukan dengan mencangkul seluruh bagian dasar kolam, tapi tidak terlalu dalam. Tujuannya agar tanah dasar kedap air, strukturnya baik dan higenis. Tanah dasar yang kedap dapat menahan air dan tidak porous.
Struktur tanah yang baik dapat memperlancar proses penguraian bahan organik (pupuk), sehingga pakan alami tumbuh dengan baik. Higenis artinya tanah dasar terbebas dari gas- gas beracun, seperti amoniak, belerang dan lain-lain. Pembuatan kemalir dilakukan dengan cara menarik dua buah tali plastik dari pintu pemasukan ke pintu pengeluaran. Jarak antara tali atau lebar kemalir antara 40 - 50 cm. Tanahnya digali sedalam 5 – 10 cm, lalu dilemparkan ke pelataran. Pembuatan kemalir bertujuan untuk memudahkan penangkapan benih saat panen.
Pengapuran dilakukan setelah pembuatan kemalir dengan cara menyiramkan air kapur ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang. Sebelumnya ditebar atau disiram, kapur direndam terlebih dahulu dengan air. Untuk kapur yang sudah kering, pengapuran dapat dilakukan dengan cara menaburkan ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang. Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanah, terutama pH dan alkalinitasnya. Untuk kolam yang pH-nya sudah 7, pengapuran tidak perlu dilakukan.
Setelah tanah siap maka proses selanjutnya ada pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan menebar pupuk ke seluruh tanah dasar kolam. Dengan cara seperti itu pupuk dapat tersebar merata dan pertumbuhan pakan alami akan merata di seluruh bagian kolam.
Pemupukan dalam kolam bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami agar kolam menjadi subur. Pakan alami sangat berguna untuk benih agar tumbuh lebih cepat. Setelah kolam dipupuk, kolam diisi air selama 4 – 6 hari. Caranya dengan menutup pintu pengeluaran air (monik) dengan 3 – 4 buah belahan papan selebar masing-masing 10 cm, kemudian membuka pintu pemasukan air untuk mengalirkan air. Setelah air mencapai ¾ bagian, pintu pemasukan ditutup, agar air pupuk tidak ter-buang. Selain cara di atas, pemupukan dapat pula dilakukan setelah kolam diisi air, agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Pupuk yang baik untuk kolam adalah kotoran ayam atau puyuh. Dosis pupuknya 500 – 1000 gram/m2.

2) Kolam Beton

Persiapan kolam yang dilakukan di kolam beton tidak serumit pada kolam dari tanah. kolam beton yang akan dipakai harus dicuci terlebih dahulu, apabila ukuran dari kolam tidak terlalu besar maka kolam sebaiknya disikat, dibilas kemudian dikeringkan, hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan lumut yang menempel pada dinding dan dasar bak, sedangkan pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit yang kemungkinan ada di kolam setelah digunakan pada kegiatan pendederan sebelumnya.
Pemupukan yang dilakukan tidak disebar di dasar kolam melainkan pupuk dimasukkan ke dalam karung, pupuk yang dimasukkan ke dalam karung ini selain tidak mengotori kolam juga mudah dalam pengambilan apabila pupuk sudah tidak efektif lagi.

2. Pemeliharaan Benih
1) Penebaran Benih
Penebaran larva atau benih dilakukan pagi hari, saat suhu air rendah, yaitu antara pukul 06.00 – 07.00. Tujuannya agar larva atau benih tidak stress akibat suhu tinggi. Larva atau benih yang ditebar terlalu siang bisa strees akibat kepanasan. Sebelum ditebar ke dalam kolam maka perlu dilakukan aklimatisasi yaitu menyamakan suhu kantong dengan suhu kolam.
Padat tebar pendederan antara 100 – 200 ekor/m2, agar jumlahnya diketahui, sebelum ditebar larva atau benih dihitung terlebih dahulu. Cara menghitungnya harus hati-hati, karena kondisi tubuhnya masih lemah dan mudah terluka. Cara menghitung yang paling baik dan risikonya paling kecil adalah secara volumetrik.
Cara menghitung benih secara volumetrik : tangkap benih dengan sekupnet halus atau ayakan kecil; biarkan selama 10 detik agar airnya turun; masukan benih ke dalam gelas minum, mangkuk kecil, atau literan sebagai takaran; hitung benih dalam wadah itu; masukan ke wadah lain; takar seluruh benih.
Untuk menghitung jumlah benih seluruhnya dapat digunakan dengan rumus :
A = B/C x D
A = Jumlah benih keseluruhan (ekor
B = Jumlah benih dalam takaran kecil (ekor)
C = Volume gelas (cc)
D = Volume total (cc)


2) Pemberian Pakan Tambahan
Pakan tambahan diberikan setelah 4 hari dari penebaran, karena pada awal penebaran, pakan alami masih cukup tersedia, sedangkan setelah 4 hari pakan alami diperkirakan sudah mulai berkurang. Pemberiannya dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pukul 09.00 dan pukul 15.00. Dosisnya 20 gram /100 ekor benih pada minggu pertama, 30 gram pada minggu kedua, demikian seterusnya dosis pakan tambahan ditambah sesuai dengan kebutuhan. Pemberian pakan tambahan dilakukan dengan cara menebar langsung ke kolam.

3) Pengontrolan

Pengontrolan dilakukan setiap hari untuk melihat keadaan kolam. Waktunya bisa bersamaan dengan pemberian pakan tambahan. Saat pengontrolan keadaannya harus diamati dengan cermat, agar setiap kejadian dapat segera ditangani.
Bila ada bocoran pada pematang, segera diperbaiki agar ketinggian air dapat dipertahankan dan larva atau benih tidak terbawa arus air.
Air yang masuk juga harus diatur debitnya agar tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, tetapi air debit air tersebut cukup untuk mempertahankan ketinggian air kolam. Kemudian bila ada tanda-tanda benih terserang penyakit harus segera diambil tindakan. Benih yang terserang ditandai dengan gerakannya lamban atau tidak normal, dan tidak napsu makan. Kemudian bila dilihat lebih dekat atau ditangkap badannya berwarna pucat.

3. Panen

Pemanenan benih dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir. Caranya adalah dengan mengeringkan air kolam secara perlahan-lahan, yaitu dengan membuka papan pintu air. Mula-mula saringan dipasang di depan pintu pengeluaran, ambil papan yang paling atas dan biarkan airnya terbuang hingga mencapai ketinggian papan di bawahnya. Sambil menunggu air kolam surut, benih sedikit demi sedikit ditangkap dengan waring, dimasukan dalam ember, kemudian ditampung dalam hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat panen.
Benih yang sudah ditangkap sebaiknya dibiarkan dalam hapa tersebut selama 1 malam agar kondisinya tubuhnya pulih kembali. Air yang masuk ke kolam penyimpanan hapa harus bersih agar tidak mengotori air dalam hapa. Bila kondisi kurang aman sebaiknya benih dipindah ke dalam bak atau hapa lainnya yang dipasang di tempat yang terjamin keamanannya, misalnya di dalam ruangan (indoor hatchery). Berikut disajikan data pertumbuhan benih hasil pendederan di kolam dalam setiap minggu. Ukuran benih yang dihasilkan tergantung dari kesuburan kolam, dan cara pengelolaan. Namun pada umumnya benih yang dihasilkan dari kegiatan pendederan adalah 10 – 12 cm (berat antara 9 – 11 gram).

Tabel dibawah ini adalah tabel pertumbuhan panjang berat ikan per minggunya

Tabel 7. Tingkat Pertumbuhan Benih
Umur (Minggu)
Panjang (cm)
Berat (gram)
2-3
1-3
0,1-0,5
3-4
3-5
0,5-2,5
4-6
5-8
2,5-10
6-9
8-12
10-20
9-12
12-20
100-200
Sumber: Petunjuk teknis Pengoperasian Suatu unit usaha pembenihan ikan mas, 1988 dalam Khairuman, dkk, (2008)

4. Paska Panen

Menurut Kurniawan, (2011) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
a.    Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b.    Air yang dipakai media pengangkutan harus benih sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainnya, sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah di aerasi.
c.    Sebelum diangkut benih ikan harus diberok(dipuasakan) dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
d.    Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Sistem Terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa bak . Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

2) Sistem Tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(HPO)4.H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.


D. PEMBESARAN IKAN MAS

1. Persiapan Wadah Pembesaran
Kolam pembesaran ikan mas harus subur. Persiapan kolam pada kegiatan pembesaran pada prinsipnya sama seperti persiapan kolam pada kegiatan pendederan Sehingga tidak perlu di bahas kembali.

2. Pemeliharaan Benih
1) Penebaran Benih
Penebaran Benih pada kegiatan pembesaran pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan yaitu sebaiknya dilakukan pada pagi, sore atau malam hari karena jika dilakukan ada siang hari maka perbedaan suhu antara air kolam dan air pada kantong benih berbeda jauh. Pebedaan suhu yang terlalu jauh dapat menyebabkan benih stres dan dapat menyebabkan kematian. Sebelum dilepaskan kantong dimasukkan ke dalam kolam sampai suhu kantong dan suhu kolam relatif sama, samanya suhu kantong dan kolam ditandai dengan keluarnya embun di dalam kantong benih.
Pada saat penebaran benih dituang secara hati-hati dan perlahan-lahan ke dalam kolam agar benih tidak tres, perjalanan selama pengiriman menyebabkan benih menjadi lemah sehingga peluang benih mengalami stres menjadi semakin besar.
Benih yang digunakan berukuran 7-10 gram. Padat tebar pada kegiatan pembesaran di kolam tanah dengan kedalaman 1,2 m yang baik berkisar antara 100-150 ekor/m, Nugroho dan Kristanto, (2008). Penghitungan benih dilakukan dengan cara yang sama dengan penghitungan larva pada kegiatan pendederan. Contoh kasus adalah sebagai berikut. Kolam ukuran 1.000 m2, kemudian diisi air setinggi 60 cm. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3%-5% dari berat benih ikan mas setiap hari, Panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.

2) Pemberian Pakan Tambahan
Selama pemeliharaan, ikan mas harus diberi makanan tambahan, pakan tambahan yang baik adalah pelet yang mempunyai kandungan protein tidak kurang dari 30%, dosis pakan yang diberikan adalah 3-5 persen dari biomassa (berat total ikan) yang dipelihara. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari Pemberian pakan tambahan dilakukan dengan cara menebar langsung ke kolam.
Pemberian pakan tidak dilakukan pada malam hari karena ikan mas tidak bersifat nokturnal yaitu ikan yang aktif pada malam hari, disamping itu suhu pada malam hari cenderung rendah sehingga nafsu makan ikan cenderung rendah pula. Pengontrolan pemberian pakan harus dilakukan karena jika pakan yang diberikan berlebihan maka pakan akan tidak akan termakan sehingga dapat membusuk dan mencemari kolam, disamping mencemari air kolam pemborosan pakan akan menyebabkan membengkaknya biaya pemeliharaan.

3) Pengontrolan
Pengontrolan yang dilakukan pada kegiatan pembesaran pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan. Pengontrolan diperlukan untuk mengetahui baik kondisi kolam maupun ikan.
Bila ada bocoran pada pematang, segera diperbaiki agar ketinggian air dapat dipertahankan dan larva atau benih tidak terbawa arus air. Air yang masuk juga harus diatur debitnya agar tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, tetapi air debit air tersebut cukup untuk mempertahankan ketinggian air kolam. Kemudian bila ada tanda-tanda benih terserang penyakit harus segera diambil tindakan. Benih yang terserang ditandai dengan gerakannya lamban atau tidak normal, dan tidak napsu makan. Kemudian bila dilihat lebih dekat atau ditangkap badannya berwarna pucat.

4) Pembesaran di Keramba Jaring Apung
Menurut GaleriUKM, (2011) Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain : Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 27oC sampai 30oC, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa sterofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang polietina. Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan feeding frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton.

5) Pembesaran di Kolam Air Deras
Menurut GaleriUKM, (2011) Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras bermacam-macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya kolam berukuran 10-100 m2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5o).Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam. Dosis pakan yang diberikan sebannyak 3-5% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.

3. Panen
Pemanenan pada kegiatan pembesaran ikan mas pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan, pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore, malam atau pagi (sebelum matahari terbit), pemanenan yang dilakukan pada siang hari menyebabkan kondisi ikan cepat turun karena kepanasan baik pada saat proses pengemasan maupun proses pengiriman, turunnya kondisi ikan tersebut akan meningkatkan potensi ikan menjadi stres dan dapat mengakibatkan kematian.
Namun apabila akan dipanen dan ikan mau dimatikan maka panen dapat dilakukan pada siang hari dan sebaiknya setelah dicuci dimasukkan ke dalam almari pendingin atau diberi es batu agar tetap segar.

4. Paska Panen
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

1) Penanganan Ikan Hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

2) Penanganan Ikan Segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a.    Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b.    Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c.    Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
d.    Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.

5. Hama Penyakit

Menurut Tamang, (2011) hama dan peyakit ikan mas adalah sebagai berikut:
1) Hama
a. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

b. Uncrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas;hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

c. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapunmenagkap dan membuang hidup-hidup.

d. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.

e. Linsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

f. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

g. Ikan Gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

h. Belut dan Kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.

2) Penyakit
a. Binti Merah (White Spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

b. Bengkak Insang dan Badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.

c. Cacing Insang, Sirip dan Kulit (Dactypogyrus dan girodactyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan.

d. Kutu Ikan (Argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.

e. Jamur
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

f. Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.

g. Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

h. Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh;cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan.


KEPUSTAKAAN

Susanto, H., Agus R. 2002. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suseno D. 2002. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Djarijah. A.. 2007. Pembenihan Ikan Mas.Kanisius. Togyakarta.
Santoso B. 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta
Khairuman. S.P., Dodi. S., Bambang. G.n 2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional SNI: 01-6134-1999. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock). Direktorat Perbenihan DIRJEN Perikanan Budidaya DKP. Jakarta
Kurniawan D. 2011. Transportasi Benih Ikan.
https://defishery.wordpress.com/2011/04/22/statistik-perikanan/
Tamang. L. S. 2011. Budidaya Ikan Mas. http://liduntamang.blogspot.com/2011/06/budi-daya-ikan-mas.html
Nugroho, E dan Kristanto. A. H. 2008. Panduan Lengkap Ikan Konsumsi Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.
GaleriUKM. 2011. Budidaya Ikan Mas. http://galeriukm.web.id/unit-usaha/perikanan/budidaya-ikan-mas.
Gema Wirausaha. 2011. Budidaya Ikan Mas.
http://gemawirausaha.blogspot.com/2011/05/budidaya-ikan-mas.html.
Arie. U dan Muharam. C.2009. Panen Ikan Mas 2,5 Bulan. Penebar Swadaya.Jakarta

4 komentar:

  1. Situs Judi Slot Online Deposit Bank BJB

    Agen Slot Online Deposit Bank BJB Jabar, Sediakan Slot Joker123 Deposit Bank BJB Jabar, Slot JDB Depo Bank BJB Jabar, Daftar Fafa Slot Via Bank BJB Jabar. Permainan Slot Pragmatic Deposit Bank BJB Jabar. Slot Habanero Deposit 10ribu, Slot Deposit Bank BJB 24 Jam.

    ☑ Promo Bonus Deposit Pertama 15%
    ☑ Promo Bonus Harian 10%
    ☑ Promo Rollingan Setiap Minggu 1%
    ☑ Promo Pulsa Tanpa Potongan

    Produk Slot Tersedia :
    • Pragmatic Play
    • Joker123
    • Habanero
    • Spadegaming
    • Microgaming
    • JDB
    • RedTiger
    • Playtech
    • CQ9
    • Vivoslot
    • Play1628
    Dan Masih Banyak Lainnya

    • Slot Joker123 Deposit Bank BJB Jabar » https://bit.ly/2MFO74E
    • Slot Pragmatic Deposit Bank BJB Jabar » https://bit.ly/3sMW082
    • Slot JDB Deposit Bank BJB Jabar » https://bit.ly/3q9iJsZ

    Tersedia Juga Permainan : SABUNG AYAM ONLINE, POKER, DOMINO QQ, CEME, CAPSA, SAMGONG, CASINO LIVE BACCARAT, SAMKWAN, DRAGONTIGER, TARUHAN BOLA, DAN MASIH BANYAK LAINNYA.

    Alternatif Deposit Lainnya :
    » Semua Jenis Rekening Bank Yang Ada Di Indonesia
    » e-Money Ovo, Linkaja, Sakuku, Dana, Gopay
    » Pulsa Xl, Axis, Tsel

    Promo Spesial Bonus 15% !
    Kunjungi Link : https://bit.ly/regisbvgaming
    Layanan Whatsapp (Online 24 Jam) : +628122222995

    #bankjawabarat #Jabar #bankBJBJabar #bankjawabarat #surabaya #slotonline #slotbankbjb #slotdepositbankbjb #slotdepobankjawabarat

    BalasHapus
  2. Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!

    ✅ BONUS TURN OVER 0.3%
    ✅ BONUS REFFERAL 15%
    ✅ WIN RATE GAME 96,9%
    ✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
    ✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
    ✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
    ✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK

    Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
    Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
    Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
    WHATSAPP +62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.qmario. com
    - www.qmario. net

    BalasHapus
  3. Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!

    ✅ BONUS TURN OVER 0.3%
    ✅ BONUS REFFERAL 15%
    ✅ WIN RATE GAME 96,9%
    ✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
    ✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
    ✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
    ✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK

    Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
    Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
    Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
    WHATSAPP +62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.marioqq88. club
    - www.marioqq88. org

    BalasHapus