I. PENDAHULUAN
Ikan cupang
(Betta splendens) bukanlan ikan asli Indonesia, meskipun
Indonesia mempunyai ikan yang masih semarga dengan ikan ini yakni Betta fasciatus, alias Stiped
fightingfish, yang lebih dikenal
dengan nama Tempalo.
Ikan ini pertama kali ditemukan di perairan Thailand,
Malaysia. Sekalipun dahulu belum
mengetahui kehebatanya bertarung, namun salah satu yang sering mendapatkan
perhatian adalah sijantan mempunyai warna yang menarik, selain itu juga muda
diurus, karena tahan ditempatkan dalam wada yang berukuran kecil serta muda
beradaptasi.
Keunggulan cupang untuk bertahan
hidup (dan bukan berkembang biak) di tempat sempit tidak bias tidak karena
cupang mempunyai lebirinth, yaitu perangkat pernapasan tambahan yang terletak
pada sebelah rongga insangnya. Dengan alat canggih nyang konstruktif ini cupang
mampu mengkonsumsi osigen langsung dari udara bebas, yang jarang bias dilakukan
oleh ikan lain. Kenyataan ini gampang dideteksi apabila kita perhatikan bahwa
setiap beberapa menit cupang menyembulkan moncongnya ke permukaan air.
II. DESKRIPSI IKAN
2.1. Klasifikasi ikan cupang
Ikan cupangmempunyai daftar
klasifikasi yang panjang. Daftar klasifikasi yang popular dengan sebutan
sistematika ikan tersebut adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Craniata
Superkelas : Gnathostomata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Superordo : Teleostei
Ordo : Percomorphoidei
Subordo : Anabantoidei
Famili : Antibantidae
Genus : Betta
Spesies : Betta
splendens
Gambar. Ikan Cupang
2.2. Morfologi Ikan Cupang
Bettea splendens alam-yang diambil
dari alam aslinya merupakan ikan yang mempunyai postur badan memanjang, dan
bila diliat dari depan atau dari belakang mempunyai potongan badan yang pipih
kesamping (compressed). Sebagai ikan
liar, ternyata badannya mirip dengan bunglon, beragam tergantung alam yang
membentuknya. Beberapa spesimen yang tergolong cantik mempunyai warna badan
dasar coklat kemerah-merahan dengan corak kebiru-biruan. Semua sisi sangat
dekoratif dan warnanya sangat beragam. Sirip punggung sangat lebar dan
terentang sampai kebelakang, walaupun badannya tidak terlalu besar tapi
keliatan kokoh dan menawan. Sirip ekornya berbentuk membulat (rounded) berwarna dasar sama dengan
badannya.
Sirip ekor ini strip berwarna dasar sama dengannya. Sirip ekor ini juga dihiasi dengan strip berwarna sedikit kehijau-hijauan, sering kali ujungnya berwarna oranye. Sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan, juga memanjang, memantapan eksistensinya sebagai ikan jago berkelahi. Sirip anal ini kadang-kadang dibubuhi warna coklat dan merah. Sirip perutnya juga panjang dan warna merah oranye. Hanya saja, ujang siripnya sering kali dihiasi warna putih susu. Ukuran badan ikan cupang ini untuk yang jantan mencapai 5 - 6 cm, tapi untuk betina biasanya ukuran badannya lebih kecil dari badan jantan.
Sirip ekor ini strip berwarna dasar sama dengannya. Sirip ekor ini juga dihiasi dengan strip berwarna sedikit kehijau-hijauan, sering kali ujungnya berwarna oranye. Sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan, juga memanjang, memantapan eksistensinya sebagai ikan jago berkelahi. Sirip anal ini kadang-kadang dibubuhi warna coklat dan merah. Sirip perutnya juga panjang dan warna merah oranye. Hanya saja, ujang siripnya sering kali dihiasi warna putih susu. Ukuran badan ikan cupang ini untuk yang jantan mencapai 5 - 6 cm, tapi untuk betina biasanya ukuran badannya lebih kecil dari badan jantan.
III. PROSES BUDIDAYA
3.1. Pemilihan Induk
Induk cupang yang hendak dipijahkan
apabila sudah mencapai umur sekitar 6-7 bulan, dengan panjang total antara 5-6
cm. Induk-induk harus sehat, tidak cacat badannya atau mengidap salah satu
penyakit. Pejantan belum pernah diadu. Untuk mengetahui betina yang sudah
matang gonad dapat diperhatikan perutnya. Selain lebih gemuk dari pada
biasanya, pada perut betina sudah nampak dari luar bayangan telur-telurnya.
Sedangkan pejantan umumnya akan selalu siap diawinkan asalkan umurnya sudah
memenuhi syarat.
3.2. Persiapan Wadah
Tempat untuk pemijahan ikan cupang
sangatlah mudah, cupang bisa dipijahkan dalam akuarium dengan ukuran 20x20x20
cm, atau dalam bak yang disekat-sekat bahkan dapat dipijahkan dalam toples
sekalipun. Wadah pemijahan dibersihkan dan diisi air, kemudian masukkan tanaman
air untuk pemempatan telur-telur hasil dari pemijahan.
3.3. Pemasukan Induk
Setelah
persiapan wadah selesai maka induk jantan dapat dimasukkan lebih dahulu agar
dapat beradaptasi terlebih dahulu. Setelah itu masukkan induk betinanya,
setelah beberapa lama induk jantan akan membuat sarang telur dengan
mengeluarkan gelembung-gelembung.
3.4. Proses Pemijahan
Pemijahan ikan ini dapat diketahui
dengan menyaksikan cupang-cupang tersebut saling berpelukan di tanaman air dan
melayang sampai beberapa saat, kemudian akan keluar telur dan akan segera
dibuahi oleh induk jantan. Telur-telur yang melayang di dalam air akan segera
di tangkap oleh induk jantan untuk disusun di gelembung-gelembung busa yang
telah dibuatnya.
3.5. Perawatan Benih
Telur-telur akan menetas setelah 2-3
hari, setelah menetas induk ikan diangkat. Benih-benih ikan dapat diberi pakan
setelah berumur 4 yaitun kutu air saring. Pergantian air dilakukan 2 hari
dengan menyipon kotoran- kotoran yang ada di dasar wadah.
IV. HAMA DAN PENYAKIT IKAN CUPANG
Setidak-tidaknya
ada tiga penyebab pokok yang biasa mematikan cupang-cupang kesayangan kita.
Antara sebab yang satu dengan lainnya kadang-kadang erat kaitannya. Penyebab
utama adalah hama ikan. Batasan hama di sini adalah segala macam makhluk, baik
di dalam air ataupun di luar air yang biasa memangsa ikan cupang. Penyebab
kedua adalah parasit, yaitu makhluk air atau non air yang menyebabkan ikan
terserang penyakit dan akhirnya ikan bisa mati. Penyebab ketiga adalah
nonparasit, yaitu selain parasit yang juga mampu menyebabkan cupang sakit, dan
akhirnya mati.
4.1. Hama
Seperti sudah disinggung di atas hama
adalah segala bentuk makhluk hidup yang ‘doyan’memangsa cupang, entah barasal
dari dalam air atau dari luar. Hama yang kerap menjadi pemangsa cupang adalah
burung, kucing, kadal, kodok, ular, anjing air dan lain sebagainya.
Menghalau
hama tersebut secara total memang tidak mungkin dilakukan, karena sifatnya yang
hidup. Namun mengurangi serangannya dengan menghambat hama tersebut menghambat
mendekati cupang mungkin merupakan cara yang efektip. Tentu saja upaya penanggulangan
ini baru efisien apabila kita memiliki suatu unit buddaya cupang, dan bukannya
hanya satu atau dua ekor saja.
Untuk
menghindari burung, biasanya para petani cupang memasang jaring diatas
kolam-kolam cupang. Tentu saja tidak perlu jaring yang bagus, karena mahal
harganya. Jaring bekas dan sudah bolong di sana sini cukup memadai untuk
keperluan ini. Bagian yang bolong kita tambal sulam dulu dengan tali rafia atau
benang. Untuk menunjang benang jaring, biasa juga diberi pita kaset bekas yang direntangkan
di sana sini. Kilauan sinar matahari yang menyilaukan dari pantulan pita tadi
akan mengurangi keinginan burung mendekati kolam cupang. Beberapa petani
memasang kincir angin yang dapat berbunyi untuk menakut-nakuti burung pemangsa.
Jaring bermata halus dapat juga
digunakan sebagai penghambat ular pengganggu cupang. Jaring tersebut dipasang
sekeliling kolam dan akan menjerat apabila ular mencoba menerobosnya. Agar
areal kolam cupang jangan sampai didekati ular, biasanya orang membersihkan
rumput-rumput liar dan menaburinya dengan garam krosok. Cara ini sering dilakukan orang yang baru
pindah rumah, agar terhindar dari ular yang nyasar.
Kucing merupakan binatang rumah,yang
sering dipelihara untuk teman anak-anak. Namun jika kita hendak mengusahakan cupang,kehadirannya
diusahakan tidak mengganggu cupang-cupang. Hal ini bisa ditempuh dengan menaruh
cupang ditempat yang tertutup. Enceng gondok atau daun-daunan yang dapat
dipakai cupang sebagai tempat ’berteduh’ biasanya cukup menolong. Cupang-cupang
yang ada di bawah perakaran enceng gondok paling tidak akan selamat dari
keusilan kucing.
Anjing air terenal sebagai hama yang
sangat rakus memangsa ikan-ikan dan sulit diberantas. Bahkan pada areal
budidaya ikan konsumsi, anjing air ini terkenal sebagai perampok nomor satu,
terutama kita tinggal didaerah baru yang masih banyak tumbuh tanaman yang besar
dan dekat dengan sungai. Anjing ini akan datang berbondong-bondong pada malam
hari dan menyikat habis ikan dalam kolam. Untuk mengamankannya, harus dilihat dari
mana anjing ini datang, kemudian tempat itu kita tanami pandan berduri
rapat-rapat. Hanya dengan cara itulah kita boleh berharap anjing air tidak
datang, karena jika hanya kawat berduri anjing ini masih dapat menerobos.
4.2. Penyakit Parasiter
Sebagaimana
telah disinggung diatas, penyakit parasiter adaah penyakit yang disebabkan oleh
parasit, yaitu sebangsa hewan renik yang menyebaban ikan cupang sakit dan mati.
Berbeda dengan hama, umumnya parasit berukuran lebih kecil dari pada cupang,
dan menyerang pada salah satu atau
beberapa bagian tubuh ikan. Bila parasit menyerang beberapa saat kemudian
ikan-ikan akan mati.
Beberapa parasit yang biasa menyerang
cupang adalah kutu ikan, bintik putih velvet, dan jamur lain sebagainya. Cupang
yang terserang penyakit ini biasanya mengalami perubahan pada seluruh bagian
tubuhnya, selain perilakunya. Perubahan perilaku yang sering tampak adalah cara
berenangnya, mogok makan dan memilih untuk tetap tinggal dipermukaan air.
Perubahan warna juga terjadi pada seluruh badannya, dan tidak jarang beberapa
bagian siripnya hilang.Kutu ikan adalah sebangsa udang renik primitif, yang
hidup secara berpindah-pindah dari satu ikan ke ikan lain dan mengisap darah
mangsanya. Cupang dapat ditulari kutu ikan dari telur-telurnya yang secara
tidak segaja terbawa serokan atau menempel ditempat pemeliharaan.
Cupang yang terserang kutu ikan (Argulus
indicus) dapat dikenali dari badannya yang ditempeli kutu ikan ini (berwarna
putih kelabu). Dalam jumlah sedikit kutu ikan ini dapat diambil dengan pinset
(penjepit), emudian bekas lukanya diobati dengan obat merah.Untuk mencegah
menjangkitnya penyakit ini, sebelum dipaai bak harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bak yang lama tidak dibersihkan dan airnya arang diganti dapat
memungkinkan hidupnya kutu ikan. Kutu ikan tidak sama dengan kutu air yang biasa untuk
makanan cupang. Sejumlah garan yang dimasukkan kedalam akuarium yang berisi
ikan sakit, dapat menghilangkan kutu ikan ini.
Jamur dapat menyerang tubuh ikan
cupang apabila tubuh cupang terluka dan kemudian terinfeksi oleh jamur. Jamur
merupakan infeksi sekunder dan bukannya penyebab pertama ikan-ikan sakit.
Cupang-cupang yang telah selesai diadu atau berantem secara tidak segaja,
kemungkinan besar akan terserang jamur, jika tidak dilakukan langkah-langkah
pencegahan. Jamur bias hadir diakuarium atau bak, apabila terdapat organ yang
mati atau rusak. Untuk mengobati cupang yang terserang jamur dapat dipakai Malachygreen.
Bintik putih disebabkan oleh Ichthyophthirius
multifiliis yang banyak jumlahnya dalam tubuh cupang, sehingga membentuk bintik
putih (white spot) pada tubuh cupang. Parasit ini dapat merusak tubuh ikan, dan
menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada tahap yang sudah kronis
dapat menyebabkan ikan mati. Serangannya cepat menyebar pada seluruh bak, atau
pada bak lain apabila terjadi kontak lewt serokkan atau ikan yang dimasukkan
pada bak lain. Cupang-cupang yang terserang bintik putih sebaiknya dipisahkan
dan diobati dengan Malachytgreen dan Metheleneblue. Sedangkan ikan-ikan lainnya
juga diobati, dan bak atau tempatnya dibersihkan dan dikeringkan.
Penyakit lain yang sering menyerang
ikan cupang adalah penyakit yang dikalangan petani terkenal dengan sebutan
penyakit stip. Tubuh cupang terserang, sirip punggung ataupun ekornya gosong
atau hitam. Petani umumnya mengobati dengan tetra ½ sendok dan 1 sendok garam
yang dilarutkan dalam 25 liter air. Ikan-ikan yang sakit, kemudian dilarutkan
kedalam larutan ini dan dibiarkan selama beberapa saat sehingga keadaannya baik
kembali. Seperti halnya pada penyakit-penyakit lainnya, untuk mencegah
penularan dan penyerangan ulang, sebaiknya tempat cupang dibersihkan dan
dikeringkan.
Penyakit
lainnya adalah penyakit sariawan, yang ditandai dengan timbulnya
keputih-putihan pada mulut ikan ikan. Ikan yang terserang sariawan bisa juga
diobati dengan cara mengobati stip.
4.3. Penyakit Non-Parasiter
Penyakit non-parasiter adalah
penyakit yang bukan disebabkan oleh parasit. Artinya, selain parasit yakni
organ diluar cupang yang jelas-jelas dapat menyebabkan ikan sakit, ada hal-hal
lain bersifat teknis yang juga dapat menyebabkan ikan cupang sakit bahkan mati.
Penyakit non-parasiter umumnya berupa
perubahan suhu yang mendadak, suhu yang terlalu tinggi atau rendah,kandungan
karbon dioksida yang terlalu tinggi dalam kolam/bak, dan lain sebagainya.
Yang paling sering dialami oleh para
pemula adalah tidak cocoknya air dipakai saat pertama kali. Mereka yang
menggunakan air baru akan mengalami hal seperti ini. Air harus diendapkan
terlebih dahulu selama 24 jam baru kemudian digunakan. Jika mengganti air, bisa
saja dipakai air yang benar-benar baru, asalkan masih tersisa air lama minimal
setengahnya.
Yang juga sering terjadi, pada saat
memasukkan ikan baru, sering kali ikan sakit atau bahkan ikan mati jika
langsung dimasukkan tanpa mengalami proses adaptasi terlebih dahulu. Juga pada
saat pengangkutan pada siang hari yang terik, tanpa mengindahkan ikan cupang
yang kepanasan, biasanya kita akan temukan ikan-ikan cupang yang setengah mati
ketika sampai dirumah.
Hal-hal tersebut seperti diatas aan
menyebabkan ikan sakit atau mati, padahal jelas bukan parasit penyebabnya. Oleh
karena itu penyakit seperti ini disebut penyakit non-parasiter.
NO
|
JENIS PENYAKIT DAN PENYEBABNYA
|
GEJALA
|
PENGOBATAN
|
|
SECARA KIMIA
|
SECARA ALAMI
|
|||
1
|
white
spot (Bintuk
Putih)
Ichthyophthirius
multifiliis
|
Terdapat
banyak bintik putih pada permukaan tubuh.
Berenang
dipermukaan air.
Ikan
berkumpul ditempat yang dangkal.
Ikan
menggosokan tubuhnya ke dinding atau benda yang keras.
Gerakan
tutup insang lebig cepat.
|
Di
rendam dengan larutan Methylen blue 10 gr/l air selama 24 jam.
Perendaman
dengan larutan Malachite green oxalate 0,1 gr/ m3 air selama 24
jam.
Perendaman
dengan formalin 25 ml/m3 air selama 10 menit.
|
Dengan
menggunakan daun ketapang kering yang direndam 10 lembat/l air.
Dengan
rendaman estrak kunyit 0,5ml/l air selama 5 menit.
|
DAFTAR PUSTAKA
Daelami, D. 2002. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta
Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian
Badan Pendidikan dan Penyuluhan
Pertanian. SUPM Bogor
Hermanto dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan
“Ikan Cupang
Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama Ikan.
Departemen Pertanian Badan
Susanto, Heru. 1992. Memelihara Cupang. Kanisius.Tanggerang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar