I.
PENDAHULUAN
Pindang
ikan menjadi istilah yang sudah lazim didengar di Indonesia khususnya bagi
mereka yang menggemari kuliner khas ikan. Namun demikian, sejauh ini ikan yang
diolah menjadi pindang umumnya adalah ikan laut. Di Indonesia terdapat 65.000
pengolahan pindang ikan laut yang tersebar di berbagai daerah di seluruh
nusantara. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap hasil tangkapan di laut
menyebabkan kebutuhan bahan baku ikan laut untuk pindang menjadi sangat tinggi.
Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama akan berdampak buruk
terhadap kelestarian sumber daya ikan di laut. Industri pengolahan pindang ikan
laut saat ini saja mengalami kekurangan bahan baku yang mencapai 81.404 ton/bulan.
Hal ini berimbas pada kelangkaan/minimnya pasokan pindang ikan laut di tingkat
konsumen. Oleh karena itu, kelangkaan pindang ikan laut sudah saatnya
disubstitusi/digantikan keberadaannya salah satunya dengan pindang ikan air
tawar.
Selain
dapat dijadikan sebagai substitusi/penggati dari produk pindang ikan laut,
produksi pengolahan pindang air tawar juga dapat menyerap hasil produksi
budidaya ikan air tawar yang selama ini umumnya dijual dalam keadaan masih
segar.
Produksi
pengolahan pindang ikan air tawar sesungguhnya sudah berkembang di masyarakat,
salah satunya di Jawa Barat. Namun demikian, cara pengolahan yang masih sangat
sederhana dan kandungan air pada ikan air tawar yang cukup tinggi mencapai 75 –
82% menyebabkan tekstur ikan pindang sangat lembek dan daya awetnya masih
sangat rendah yaitu sekitar 1-2 hari saja. Kandungan air yang sangat tinggi
pada ikan air tawar sangatlah wajar mengingat ikan air tawar hidup pada
lingkungan dengan kadar garam yang rendah.
Adapun
untuk mengatasi kondisi yang demikian, sesungguhnya dapat dilakukan dengan
perbaikan teknologi dalam memproduksi pindang ikan air tawar sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk
dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan pada Tahun 2012. Bentuk perbaikan
teknologi tersebut meliputi beberapa hal diantaranya perendaman dalam garam
kimia (tawas) atau asam cuka, dan penggunaan bumbu. Untuk lebih jelasnya
mengenai aplikasi teknis dalam memproduksi pindang ikan air tawar akan
diuraikan pada bab berikutnya.