Selamat Datang

Selamat Datang di Situs Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan

Rabu, 22 April 2015

Farm Algae Sumber Bahan Industrial Masa Depan

“Ada sebuah fakta yang menyebutkan bahwa efektivitas jenis algae menyerap nitrogen dari air sama efektifnya dengan sebuah unit pengolahan limbah sebuah pabrik” Kata Gröndahl seorang peneliti dari KTH Royal Institute of Technology sekaligus kepala proyek Seafarm, yang mengubah alga menjadi makanan, obat-obatan, plastik dan energi yang ramah lingkungan.


Eutrofikasi yang berlebihan terhadap laut menyebabkan over produksi alga dan sebenarnya dapat menyebabkan terancamnya seluruh ekosistem yang ada.

"Tapi, dalam penelitian kami, kami melihat algae sebagai sumber daya. Kami mengumpulkan kelebihan algae sepanjang pantai dan menumbuhkan algae baru di laut," kata Gröndahl.

Kota Trelleborg, Swedia memperkirakan bahwa pantainya memiliki kelebihan algae yang setara dengan energi dari 2,8 juta liter solar.

Hampir tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh laut, dan laut memiliki kapasitas produksi yang besar seperti produksi di daratan. Pada saat ini, manusia menggunakan 40 persen dari produksi ekosistem darat sedangkan hanya 1 persen dari ekosistem laut.

Sayangnya, persentase yang kecil ini juga sebagian besar berasal dari proses eksploitasi yang merusak; dimana industri perikanan mengeruk setiap makhluk hidup dan merusak bagian bawah laut. "Kami benar-benar membutuhkan solusi baru, seperti memanen algae yang  berlebih untuk bahan bakar dan budidaya baru, algae murni untuk produk tertentu dan bahan makanan," kata Gröndahl.

Gröndahl menunjukkan bahwa algae mengandung vitamin, asam amino dan mineral, serta seluruh daftar unsur periodik, termasuk besi. Alga dapat dimakan langsung atau dimasak; dan dalam beberapa tahun terakhir minat pada produk alga dalam bahan pangan telah meningkat di Swedia, sebagian berkat popularitas budaya makanan di Asia. Bahkan rempah-rempah dan minyak goreng dapat diproduksi oleh algae.

Algae coklat yang dikenal sebagai sugar kelp (saccharina latissima), misalnya, mengandung tiga kali lebih banyak gula daripada gula bit. "Tentu saja, tidak bijaksana membebani bumi dengan perkebunan kelapa sawit dan budidaya gula bit ketika produk yang sesuai dapat diproduksi dengan cara yang berkelanjutan secara ekologis dari algae," jelas Gröndahl.

Algae di masa depan menjadi bahan pakan ternak untuk menggantikan tepung ikan yang merusak lingkungan.

Selain itu, salmon saat diberi pakan dengan bahan pakan dari hasil tangkapan ikan liar menunjukkan perhitungan bahwa tidak kurang dari 5 kg ikan liar yang dihabiskan untuk menghasilkan 1 kg ikan salmon hasil budidaya.

"Jelas, itu bukan ide yang baik untuk memberi makan ikan dengan pakan dari ikan. Pakan dari Algae dalam hal ini, akan sangat bermanfaat bagi lingkungan," katanya. "Terlebih lagi, kita mengandalkan budidaya Seafarm untuk algae yang mampu mendukung lingkungan laut secara keseluruhan, karena mereka membentuk terumbu sekunder di dalam air. Hal ini menjadi semacam karang yang dapat menarik ikan dan spesies hewan lainnya”.

Satu spesies algae yang tumbuh cepat yang telah dipilih untuk Algaculture Seafarm adalah sugar kelp - jenis rumput laut umum.

Algaculture menyerupai pertanian kerang; terdiri atas drum dan tali. Di musim dingin wadah budidaya dapat diturunkan lebih dalam untuk menghindari pembentukan es.

Pantai Swedia, menurut Gröndahl, sempurna untuk budidaya makro algae - ada kepulauan berlimpah dan daerah yang terlindung dengan baik. Satu-satunya hal yang dibutuhkan adalah sinar matahari agar algae tumbuh dengan baik. Farm Algae pertama sudah dibangun dan berjalan, di dekat kota Swedia Strömstad, di perairan yang memisahkan negara ini dengan Denmark.

Apa kerugian dari Algaculture Seafarm ini?

Bagi sebagian orang ada masalah visual, karena teluk sepanjang pantai dipenuhi dengan barel, jelas Gröndahl.

Masalah lain yang akan diselidiki lebih rinci oleh para peneliti adalah bahwa budidaya algae yang benar-benar besar mungkin terbukti memiliki efek redaman gelombang tertentu yang dapat mempengaruhi pergerakan air dan lingkungan laut. Algae bisa saja jatuh ke bawah dan menciptakan kekurangan oksigen lokal ketika membusuk. Hal ini diperkirakan tidak akan menjadi masalah besar. 

Proyek Seafarm, menurut Gröndahl, akan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di daerah pedesaan di Swedia.

"Ini akan menjadi hutan energi di laut. Kami berencana untuk membangun farm besar diatas 2 hektar, karena ketergantungan terhadapnya akan tumbuh pesat ketika banyak petani dan pengusaha melihat peluang ini”

"Dalam waktu 15 tahun, kita akan memiliki banyak tempat budidaya algae yang besar di sepanjang pantai kami dan Seafarm akan memberikan kontribusi pada penciptaan industri baru dari mana orang dapat mencari nafkah."

Sumber :
KTH The Royal Institute of Technology. (2014, October 8). Food, fuel and more will be produced in sea farms of future. ScienceDaily. Retrieved October 13, 2014 from www.sciencedaily.com/releases/2014/10/141008083516.htm
http://www.medialuhkan.blogspot.co.id/2014/10/farm-algae-sumber-bahan-industrial-masa.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar