Benih merupakan
faktor penting dalam pemeliharaan ikan. Benih harus tersedia dalam dalam jumlah
yang cukup, berkualitas tinggi, dan tepat waktu. Penggunaan benih berkualitas
merupakan salah satu jaminan keberhasilan panen. Salah satu indikator untuk
mengukur kualitas benih adalah laju pertumbuhan dan tingkat kematian.
Penggunaan benih
yang tidak berkualitas akan menyebabkan usaha pemeliharaan tidak ekonomis
karena pemberian pakan menjadi tidak efisien, pertumbuhan lambat dan tidak seragam,
mudah terserang penyakit sehingga menyebabkan produksi dan nilai produksi
rendah.
Akhir-akhir ini beberapa ikan seperti lele
dumbo dan nila mengalami penurunan kualitas. Pada awal lele dumbo berkembang di
Indonesia (tahun 1985), pemeliharaan benih ukuran 3-5 cm menjadi ukuran
konsumsi dengan bobot antara 125 – 150 gram/ekor dapat dicapai dalam waktu 70
hari.
Namun saat ini
dengan pola pemeliharaan yang sama, waktu pemeliharaannya menjadi 100 hari.
Penurunan laju pertumbuhan ini dapat disebabkan oleh menurunnya kualitas
genetik.
Rendahnya kualitas
genetik akan berakibat negatif terhadap sifat-sifat penting dalam budidaya ikan
antara lain menurunnya tingkat kelulusan hidup dan pertumbuhan, meningkatnya
individu yang asimetri dan abnormal. Seiring meningkatnya kebutuhan benih,
banyak orang melakukan pembenihan sendiri. Benih yang dihasilkan kemudian
dibesarkan dan dipijahkan lagi. Benih berikutnya juga dibesarkan dan dipijahkan
lagi oleh pembenih lainnya. Begitu seterusnya tanpa ada kontrol secara biologis
dan genetik.
Akibat kesalahan
kolektif tersebut, mutu genetik menjadi semakin menurun dan kemudian berdampak
pada pertumbuhan ikan. Karena pembenih memijahkan induk ikan yang masih
berkerabat sangat dekat, atau yang biasa disebut kawin sekerabat (inbreeding). Akibatnya usaha budidaya
menjadi tidak ekonomis karena menggunakan induk yang tidak berkualitas.
BENIH
BERKUALITAS
Untuk memperoleh benih
berkualitas, beberapa kriteria yang dapat digunakan antara lain sebagai
berikut:
1.
Pembenih
Terpercaya
Benih berkualitas
dihasilkan oleh hatchery (balai
benih) atau pembenih (breeder)
terpercaya, yang menerapkan sistem produksi benih yang baik.
2.
Sehat
dan Tidak Cacat
Benih yang hendak
dipelihara haruslah benih yang sehat dan tidak cacat, baik cacat karena turunan
maupun cacat karena luka atau terserang prnyakit. Benih yang sehat akan aktif
bergerak dan akan merespon bila diberi rangsangan.
3.
Seragam
Benih yang
berukuran seragam dapat memanfaatkan pakan lebih efisien karena tidak ada ikan
yang selalu kalah bersaing dalam memperoleh makanan.
Sehingga akan
didapatkan ikan yang sama ukuran saat proses pemanenan nantinya.
4.
Respon
terhadap Pemberian Pakan
Benih yang
berkualitas akan merespon pemberian pakan dengan menyambarnya ketika diberi
pakan.
5.
Bebas
dari Organisme Penyakit
Benih berkualitas
bebas dari organisme penyakit seperti parasit, bakteri, jamur, atau virus.
6.
Sesuai
dengan Standar
Benih berkualitas
dapat dikenali berdasarkan sifatnya dalam memenuhi kriteria kualitatif maupun
kuantitatif.
Kriteria
kualitatif adalah kondisi yang ditunjukan oleh benih berdasarkan asal-usul dan
hasil pengamatan secara kasat mata. Benih yang baik merupakan hasil pemijahan
yang bukan satu keturunan dengan bentuk tubuh yang normal dengan pergerakan aktif, baik terhadap arus air maupun terhadap
rangsangan dari luar.
Kriteria
kuantitatif dapat diketahui dari data umur, panjang, keseragaman ukuran, bobot
minimal, serta keseragaman kelincahan gerakannya terhadap rangsangan dari luar
dan terhadap arus air.
SKEMA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar