Selamat Datang

Selamat Datang di Situs Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan

Minggu, 19 Juli 2015

BUDIDAYA IKAN BLACK GHOST



Jenis ikan hias yang mencuat ke permukaan merupakan ikan hias yang mempunyai nilai ekspor tinggi. Salah satunya adalah black ghost. Dengan banyaknya permintaan, jenis ikan hias ini banyak diburu orang. Tak mengherankan jika banyak muncul pembudidaya ikan yang berusaha memelihara dan kemudian menjualnya.
          Dengan banyaknya pembudidaya yang memelihara black ghost maka diperlukan informasi tentang ikan hias ini. Dalam budidaya ikan, serangan penyakit merupakan masalah dan aspek yang sangat penting. Artinya penanggulangan penyakit dan hama juga harus menjadi pengetahuan bagi pembudidaya yang ingin membudidayakan ikan hias ini. Sebab serangan penyakit dapat mengakibatkan kerugian ekonomis.

          Agar para pembudidaya ikan hias ini mampu mencegah serta mengatasi serangan penyakit yang terjadi pada ikan peliharaanya, maka perlu dibekali pengetahuan mengenai jenis penyakit dan teknik penanggulangannya.
Klasifikasi
Dalam tata nama internasional, black ghost mempunyai sistematika sebagai berikut:
Kerajaan     : Pisces
Filum          : Chordata
Subfilum     : Vertebrata
Superkelas  : Agnatha ( jawless fishes )
Kelas          : Osteichtyes ( bony/teleost fishes)
Subkelas     : Actinopterygii
Superordo   : Teleostei
Ordo          : Cypriniformes (carp)
Subordo      : Gymnotoidei (electric eels)
Famili         : Apteronotidae
Genus         : Apteronotus
Spesies       : Apteronotus albifrons
            Sumber : Bernhard Grzimek, 1973
CIRI-CIRI MORFOLOGI
Dari sistematika di atas, terlihat bahwa black ghost termasuk ikan bertulang belakang, mempunyai rahang, dan berduri banyak. Kelompok subordo Gymnotoidei dicirikan dengan tubuh yang licin, memanjang, dan berbentuk seperti belut.
 Sekujur tubuh ikan black ghost berwarna hitam kelam. Sirip dada dan sirip perut menyatu. Sirip yang menyatu ini memanjang dari dada sampai ke pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini berkibar-kibar sehingga menimbulkan daya tarik tersendiri. Sirip ekor mengeras seperti lidi dan terdapat lingkaran berwarna putih dengan jumlah kadang-kadang 1, 2, atau 3 pada bagian ekor.
 Bentuk tubuhnya tampak seperti lembaran daun pisang. Ikan ini senang dengan tempat yang agak gelap atau remang-remang dan akan bersembunyi apabila ada lubang, terutama pada siang hari. Garis pungung pada jantan sedikit pendek dari betina.  Selain itu, sirip ekor pada betina lebih sempit dari jantan.
HABITAT
          Black ghost mempunyai sifat yang tenang, baik dan tidak suka mengganggu ikan yang lain. Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal) sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka  bersembunyi di bebatuan, daun-daunan, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai.
PEYEBARAN
Black ghost (Apteronotus albifrons) berasal dari daerah Brazil, Amerika Selatan dan bersifat karnivora.  Habitat aslinya memiliki suhu 25-280 C; pH 6,5-7,0 ; dan kekerasan 6-100 dH.
Black ghost yang berasal dari Brazil ini akan berkembang dengan baik pada suhu air sekitar 260 C. Suhu perairan di Indonesia berkisar antara 26-270 C sehingga ikan ini dapat berkembang biak pada umumnya di negeri ini.
PEMBENIHAN
          Black ghost berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur-telur dikeluarkan dan kemudian diletakkan di suatu benda, misalnya batu dan akar tanaman. Ikan betina akan mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian disusul ikan jantan mengeluarkan sperma. Setelah itu telur akan menetas dalam waktu 3-4 hari. Kita harus waspada pada tahap ikan telah mencapai ukuran 1-3 inchi. Karena pada tahap ini penyakit white spot rentan menyerang. Pada umumnya, pembudidaya memberi garam untuk ikan yang sakit. Namun, untuk benih yang berukuran kurang dari 2 inchi tidak disarankan untuk menggunakan pengobatan dengan cara memberi garam karena black ghost tidak memiliki sisik.

PEMBESARAN
Pada pembesaran jarang ditemukan penyakit. Tetapi jika terjadi stress pada ikan, maka diberikan metil biru 1% agar benih tetap sehat karena metil biru mengandung antibiotik.


DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yusuf dan Tim Lentera. 2004. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Dalimartha, Setiawan. 2004. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Puspa Swara. Jakarta.
http://blackghostdiscus.files.wordpress.com/2009/12/black-ghost-knife-fish1.jpg&imgrefurl=http://sofyanblackghostdiscus.wordpress.com/2012/03/04/4/&h=260&w=390&sz=35&tbnid=TYXOkPmCgoz5GM:&tbnh=90&tbnw=135&zoom=1&usg=__daOgW6IHisnI2V2GLVBMKeF13s8=&docid=GC9LPQCuNmtk1M&hl=id&sa=X&ei=OVh8UcbWC8qUrgf48YC4DA&sqi=2&ved=0CDEQ9QEwAQ&dur=422
Indriani, YH dan Amin Mahmud. 2001. Ikan Hias Air Tawar Black Ghost. Penebar Swadaya. Jakarta.
Irawan, Agus. 2004. Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan. C.V. Aneka. Solo.
Lesmana, DS. 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lesmana, DS dan Iwan D. 2001. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mardiyah A dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Black Ghost Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

2 komentar: