Selamat Datang

Selamat Datang di Situs Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan

Minggu, 08 Februari 2015

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN MANVIS


Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa volume ekspor ikan hias (salah satunya Maanvis) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Kondisi yang seperti ini memberikan peluang bagi pembudidaya ikan hias di Indonesia untuk lebih meningkatkan produksinya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produksi yang tinggi adalah dengan cara meningkatkan kesehatan ikan Maanvis yang kita budidayakan. Maka dari itu terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu penyakit ikan dan hal apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada ikan.
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan. Penyakit ikan ini merupakan salah satu kendala yang sering dihadapi oleh para pembudidaya ikan yang dapat menyebabkan kerugian dalam berproduksi. Timbulnya penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidak-serasian antara beberapa factor, diantaranya : kondisi lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.
         
Serangan penyakit dapat terjadi pada setiap tahapan dalam kehidupan Ikan Maanvis mulai dari telur hingga Maanvis mencapai ukuran dewasa. Jika permasalahan penyakit ini tidak segera ditangani akan menyebabkan kerugian bagi para pembudidaya ikan khususnya ikan hias. Untuk mengurangi tingkat kerugian serta untuk meningkatkan produksi Ikan Maanvis ini, maka perlu dilakukan penanggulangan yang lebih dini terhadap kemungkinan timbulnya penyakit pada Ikan Maanvis.
Adapun penyakit yang sering menyerang Ikan Maanvis diantaranya ; penyakit jamur, penyakit fin rot, white spot, sisik atau kulit kotor dan penyakit kepala berlubang.
Jamur
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Achlya atau Saprolegnia. Biasanya menyerang saat Maanvis masih dalam bentuk telur. Gejala serangan ditandai dengan perubahan warna pada telur yang akhirnya telur tidak dapat menetas.
Fin Rot
Penyakit Fin Rot sering disebut juga dengan penyakit Columnaris yang disebabkan oleh bakteri Flexybacter columnaris atau Cytophaga columnaris dengan gejala serangan sebagai berikut :
-          Tidak ada nafsu makan
-       Infeksi pada kulit kepala, badan, dan bagian tubuh ikan
-       Pendarahan pada sirip
-          Sirip pecah, gripis, bahkan putus dan putih di ujungnya
White Spot
Sering juga disebut penyakit bintik putih. Disebabkan oleh protozoa Ichthyophthyrius multifiliis. Gejala yang paling terlihat jelas adalah banyaknya bintik puti yang melekat diseluruh permukaan tubuh ikan serta ikan selalu berenang dipermukaan air dengan gerakan tutup insang yang relatif cepat. Selain itu juga sering menggosokkan tubuhnya ke benda disekitarnya yang biasanya berakibat luka.
Sisik atau Kulit Kotor
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh Tricodina. Ditandai dengan produksi lendir yang berlebih, kulit mengelupas dan berwarna putih, tejadi pembengkakan, dan terkadang menggeletak di dasar karena lemas.
Kepala Berlubang
Penyebabnya adalah Hexamita, dengan gejala serangan terdapat  lubang  kecil di badan  atau di kepala dan  ada bagian tersebut mengeluarkan lendir berbentuk benang, gerakannya pasif serta pucat dan akhirnya kurus.
CARA PENANGGULANGAN
Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kemungkinan timbulnya timbulnya penyakit pada Ikan Maanvis yakni tindakan pencegahan dan pengobatan.
Pencegahan
Pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dan paling dianjurkan dalam menanggulangi timbulnya penyakit pada Ikan Maanvis. Pada prinsipnya, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu proteksi dan prevensi.
a.      Proteksi
Yang dimaksud dengan proteksi adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan yang seoptimal mungkin agar dapat mendukung kehidupan ikan sehingga ikan tidak mengalami stress. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi kehidupan Ikan Maanvis adalah sebagai berikut :
-       Kualitas air
Sumber air yang digunakan untuk budidaya Ikan Maanvis diusahakan seminimal mungkin mengandung jasad patogen. Begitu pun dengan tempat penampungan air harus selalu dalam kondisi bersih.
-  Pakan
Dalam proses pemberian pakan pada Ikan Maanvis harus memperhatikan kualitas dan kuantitas dari pakan itu sendiri. Jika pakan yang diberikan adalah pakan buatan, yang harus diperhatikan adalah masa kadaluarsa dan kemungkinan pakan tersebut telah ditumbuhi jamur akibat penyimpanan yang kurang tepat. Namun bila menggunakan pakan alami, maka yang harus diperhatikan adalah kebersihan dan proses kulturnya. Selain itu juga jumlah pakan harus sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan.
-  Survey berkala
Salah satunya dengan melakukan monitoring secara rutin terhadap Ikan Maanvis yang kita budidayakan. Hal ini dilakukan guna mengetahui gejala awal bila Maanvis terserang penyakit sehingga dapat diambil tindakan yang lebih dini.
-  Seleksi ukuran
Kegiatan ini dilakukan bila sudah terjadi perbedaan ukuran ikan yang terlalu beragam agar tidak terjadi persaingan dalam hal mendapatkan makanan, oksigen ataupun ruang gerak.
b.      Prevensi
Prevensi yaitu mengkondisikan ikan seoptimal mungkin sehingga mampu bertahan terhadap serangan patogen. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
- Memberikan vaksin terhadap ikan yang kita budidayakan guna meningkatkan daya tahan / kerja anti body didalam tubuhnya.
-  Hindari terjadinya stres karena akan menyebabkan terjadinya penurunan system kekebalan tubuh ikan sehingga ikan akan mudah terserang oleh penyakit. Salah satu ciri Ikan Maanvis yang stres dapat dilihat dari perubahan warna tubuhnya.
-  Pengaturan padat tebar.
Kepadatan Maanvis yang kita pelihara harus diatur sedemikian rupa. Jika dalam satu wadah kita tebar terlalu padat, maka kemungkinan terjadinya gesekan antar tubuh ikan akan semakin tinggi sehingga menyebabkan Maanvis terluka dan mudah terserang penyakit.
Dengan dilakukannya kegiatan pencegahan ini diharapkan Maanvis yang kita budidayakan akan tetap sehat dan selalu tampil prima yang ditandai dengan berenangnya yang aktif sehingga tampak cantik bila dipajang di akuarium
Pengobatan
Tindakan pengobatan merupakan alternatif terakhir yang kita pilih. Kegiatan pengobatan dilakukan apabila Maanvis yang dipelihara sudah benar-benar terserang penyakit. Organisme penyakit dapat menyerang di setiap tahapan dalam kehidupan Ikan Maanvis mulai dari ia masih berbentuk telur hingga Maanvis mencapai ukuran dewasa.
NO
JENIS PENYAKIT DAN PENYEBABNYA

G E J A L A

PENGOBATAN

BAHAN KIMIA
BAHAN ALAMI
1.

JAMUR

  -  Achlya
  -  Saprolegnia
Telur tidak menetas dan berubah warna menjadi putih
-Sebelum di tetaskan telur di rendam dalam larutan MG 0,15 ppm selama 30 – 60 menit
Rendam oleh rebusan daun miana 7 gr/0,5 l dalam 80 l air hingga menetas
2.

Fin Rot / Columnaris

Cytophaga columnaris
Flexibacter columnaris
Tak ada nafsu makan
Infeksi pada kulit kepala, badan, dan bagian tubuh ikan
Pendarahan pada sirip
Sirip pecah, gripis, bahkan putus dan putih di ujungnya
-Direndam dalam tawas  (CuSO4) 0,5 ml/l air selama 1-2 menit
-Anti biotic tetrasiklin 10 mg/l selama 30 menit
Rendam dalam ekstrak daun ki tolod 3 lembar / 05, l air, berikan sebanyak 0,5  ml/80 l air sampai ikan sembuh
3.

White Spot (Bintik Putih)

-    Ichthyophthyrius      multifiliis
Terdapat banyak bintik putih pada permukaan tubuh
Berenang ke permukaan air
Ikan berkumpul di tempat dangkal
Menggosokkan tubuhnya ke benda keras
Gerakan tutup insang lebih cepat
Direndam dengan
formalin 0,025 ml/l + MGO 0,1 mg/l 12-24 jam
MB 0,7 - 1,0 mg/l selama 24 jam
Garam dapur 4 g/l 5 – 10 menit
Dilakukan 6-7 hari berturut-turut
Dengan mengoleskan kunyit yang telah diparut pada bagian yang luka.
4.

Sisik atau Kulit Kotor

Tricodina
Chilodonella
Costia
Gyrodactylus
Produksi lendir yang berlebihan
Kulit mengelupas dan keputihan
Terjadi pembengkakan
Menggosokkan tubuh ke benda keras
Gerakan tutup insang lebih cepat
Menggeletak di dasar karena lemas
formalin 25 ppm + MGO 0,15 ppm selama 24 jam
pK 2-5 ppm selama 24 jam
Dengan mengoleskan jeruk yang telah dibelah pada bagian yang luka
6.

Kepala Berlubang

- Hexamita
Terdapat lubang kecil di badan terutama di kepala
Luka ini mengeluarkan lendir berbentuk benang
Fasip, lesu, dan malas berenan
Pucat dan kurus
Metronidazole yang ditambahkan ke dalam air dengan dosis 4 mg/l selama 6 hari
Menggunakan batang pohon patah tulang yang ditumbuk lalu ditempelkan pada luka berlubang tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Daelami Deden A.S. Agar Ikan Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Daelami Deden A.S. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Ganis L.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Maanvis Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan.  Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Lesmana Darti S. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar Swadaya, 2003.
Sukadi Fatuchri.  Ikan Hias Air Tawar dan Prospeknya. Dirjen Perikanan Budidaya, 2003.
Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat       Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar