Pada dasarnya ekosistem lamun memiliki fungsi yang hampir sama dengan
ekosistem lain di perairan seperti ekosistem terumbu karang ataupun
ekosistem mangrove, seperti sebagai habitat bagi beberapa organism laut,
juga tempat perlindungan dan persembunyian dari predator. Menurut Azkab
(1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal
yang paling produktif. Di samping itu ekosistem lamun mempunyai peranan
penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut
dangkal, menurut hasil penelitian diketahui bahwa peranan lamun di
lingkungan perairan laut dangkal sebagai berikut:
Selamat Datang
Selamat Datang di Situs Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan
Rabu, 28 Januari 2015
Jumat, 23 Januari 2015
BUDIDAYA IKAN PLATY KORAL
Ikan hias air
tawar termasuk komoditi yang dapat dibudidayakan secara terus menerus dan dapat
diperbaharui sewaktu – waktu. Berbeda dengan ikan hias air laut. Salah satu contoh ikan hias air tawar yang
mudah dibudidayakan dan mudah berkembang biak adalah Ikan hias platy koral.
Dalam menbudidayakan ikan
hias ini perlu diperhatikan akan adanya kemungkinan negatif seperti terserang
penyakit. Apabila ikan hias sudah terserang panyakit maka tidak akan lagi
terlihat keindahan dan kecantikan pada ikan hias ini. Oleh karena harus adanya pencegahan dan
pengobatan baik menggunakan obat – obat kimiawi maupun obat – obat alami.
Apabila ini tidak segera
ditanggulanggi bukan sekedar hilangnya keindahan dan kecantikan akan hias
tersebut tetapi juga akan mempengaruhi turunnya tingkat produksi yang dicapai
sehingga akan mengakibatkan kerugian bagi para pembudidaya ikan hias platy
koral.
Kamis, 22 Januari 2015
PEMIJAHAN IKAN PATIN
Secara
umum, pemijahan ikan dapat dibedakan menjadi pemijahan alami dan pemijaha
buatan. Pemijahan alami dilakukan terhadap jenis-jenis ikan yang mudah
dipijahkan sepanjang tahun, sedangkan pemijahan buatan dilakukan terhadap
ikan-ikan yang sulit memijah karena lingkungannya yang tidak sesuai.
Ikan
patin termasuk salah satu jenis yang sulit dipijahkan secara alami, karena
sulit menciptakan atau memanipulasi lingkungan sesuai dengan habitatnya di
alam. Karena itu, pemijahan ikan patin dapat dilakukan secara buatan dengan
ransangan menggunakan kelenjar hipofisa.
Senin, 19 Januari 2015
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN SEPAT MUTIARA
Penyakit yang
menyerang sepat mutiara, tidak jauh berbeda dengan penyakit yang menyerang ikan
lainnya. Penyakit dapat ditimbulkan oleh
serangan parasit (virus, jamur, bakteri, protozoa dan bangsa udang renik),
selain itu dapat juga disebabkan oleh kualitas air dan pakan yang buruk. Namun, penyakit yang sering menyerang sepat
mutiara adalah parasit golongan bakteri, cacing, jamur.
Untuk menghindari terjadinya serangan
penyakit, perlu dilakukan pencegahan sebelum terjadi dan pengobatan apabila
ikan sudah menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit, serta pemusnahan seluruh
ikan apabila serangan penyakit tidak bisa diatasi lagi.
Jumat, 16 Januari 2015
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN SIDAT
Penyakit sidat dapat disebabkan oleh suatu organisme dan
kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan sidat. Serangan penyakit
dikolam pemeliharaan diakibatkan oleh ketidak serasian interaksi antara sidat,
kondisi lingkungan, dan organisme penyakit yang menyebabkan stress pada sidat
sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan mudah
diserang.
Rabu, 14 Januari 2015
MENGENAL LAMUN (seagrass)
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji
satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi
sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Lamun dapat ditemukan di
seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang
telah ditemukan. Di Indonesia hanya terdapat 7 genus dan sekitar 15
jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu : Hydrocharitacea (9 marga,
35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis). Jenis yang
membentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain : Thalassia
hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodoceae serulata,
dan Thallasiadendron ciliatum. Dari beberpa jenis lamun, Thalasiadendron
ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila spinulosa
tercatat di daerah Riau, Anyer, Baluran, Irian Jaya, Belitung dan
Lombok. Begitu pula Halophila decipiens baru ditemukan di Teluk Jakarta,
Teluk Moti-Moti dan Kepulaun Aru (Den Hartog, 1970; Azkab, 1999; Bengen
2001).
Senin, 12 Januari 2015
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN TAMBAKAN
Hama Pengganggu dan Pemberantasannya
Hama
dikenal sebagai pemangsa (predator) merupakan organisme hidup yang bisa terdiri
dari hewan air ataupun hewan darat. Hama
yang umum ditemukan antara lain ular air, bulus (kura-kura), biawak, sero
(lingsang), kodok dan burung.
Pemberantasan yang paling efektif yaitu dengan cara mekanik
atau dengan membunuhnya secara langsung bila kebetulan ditemukan dilokasi. Cara lain yaitu dengan memasang perangkap
(ranjau) bagi jenis hama tertentu serta memasang umpan yang telah dicampur
dengan racun.
Selain hama, terdapat pula sekelompok hewan yang dapat
digolongkan kedalam insekta air.
Kelompok hewan ini banyak ditemukan pada areal pembenihan dan pendederan
ikan, terutama menyerang serta memangsa telur dan benih ikan yang masih
kecil. Berikut diantara insekta air yang
sering ditemukan pada kolam pembenihan atau pendederan ikan tambakan.
Senin, 05 Januari 2015
PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan pendekatan program yang
mulai dikembangkan pada awal dekade 1990-an. Saat ini PRA dikembangkan
dan diaplikasikan dalam pengembangan program-program di berbagai negara
di dunia termasuk Indonesia, dengan dasar pemikiran bahwa keberhasilan
suatu pendekatan pengembangan masyarakat perlu benar-benar melibatkan
masyarakat itu sendiri.
Program pembangunan masyarakat dimana lebih banyak direncanakan oleh pemerintah/lembaga penyelenggara program tanpa melibatkan masyarakat yang menjadi pelaku utama pembangunan (top-down) maka proses perencanaan pembangunan dengan cara itu mengakibatkan:
Program pembangunan masyarakat dimana lebih banyak direncanakan oleh pemerintah/lembaga penyelenggara program tanpa melibatkan masyarakat yang menjadi pelaku utama pembangunan (top-down) maka proses perencanaan pembangunan dengan cara itu mengakibatkan:
- Program pembangunan tidak menyentuh kepentingan masyarakat yang sesungguhnya.
- Keterlibatan masyarakat hanya sebagai pelaksana bukan sebagai pemilik program sehingga dukungannya kecil
- Masyarakat hanya sebagai pelaksana akan mengakibatkan kurangnya kemandirian dan keberlanjutan program, karena masyarakat tergantung pada pihak luar.
Langganan:
Postingan (Atom)