Wilayah
pesisir adalah daerah pertemuan antara daratan dan laut. Ke arah darat
wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup
bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat,
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun karena kegiatan manusia,
seperti pengundulan hutan dan pencemaran (Bengen, 2002; Dahuri, Rais, Ginting
dan Sitepu, 2001; Supriharyono, 2000a).
Selamat Datang
Selamat Datang di Situs Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan
Minggu, 20 November 2016
Kamis, 17 November 2016
FUNGSI DAN MANFAAT TERUMBU KARANG
1.
Pelindung ekosistem pantai
Terumbu
karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya
abrasi dan kerusakan di sekitarnya. Dari segi fisik terumbu
karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur
karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi
pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan
magrove.
Minggu, 13 November 2016
KONSERVASI EKOSITEM PANTAI
Pantai
merupakan ekosistem yang terletak antar garis air surut terendah dengan air
pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah rendah yang substratnya
berbatu dan berkerikil (yang mengandung flora dan fauna dalam jumlah terbatas)
hingga daerah berpasir aktif (dimana populasi bakteri, protozoa, dan metozoa
ditemukan) serta daerah yang bersubstrat liat dan lumpur (dimana ditemukan
sejumlah besar komunitas binatang yang jarang muncul ke permukaan).
Banyak
diantara pantai-pantai di Indonesia yang mengalami abrasi, mulai dari yang
tingkat abrasinya rendah, sedang, sampai yang tingkat abrasinya parah/tinggi.
Dalam upaya mengatasi abrasi ini sudah saatnya bagi kita untuk memikirkan
cara-cara dan melakukan tindakan yang berwawasan konservasi, tidak lagi hanya
dengan melakukan upaya yang sifatnya sementara saja. Pencegahan ataupun
penanggulangan abrasi dengan berwawasan konservasi ini tentunya akan memberikan
berbagai keuntungan bagi lingkungan (alam) yang akan membawa banyak imbas
positif dalam kehidupan manusia. Salah satu cara mencegah ataupun mengatasi
abrasi yaitu dengan cara penanaman bakau. Sebenarnya telah banyak orang yang
mengetahui fungsi dan kegunaan hutan bakau bagi lingkungan. Namun dalam
prakteknya di lapangan, masih banyak pula yang belum memanfaatkan hutan bakau
sebagai sarana untuk mencegah atau mengatasi abrasi.
Yang sering terlihat, dalam usaha
mengatasi abrasi di daerah pantai, pemerintah di beberapa daerah melakukan
kebijakan pencegahan abrasi dengan membangun pemecah gelombang buatan di
sekitar pantai dengan maksud untuk mengurangi abrasi yang terjadi tanpa dibarengi
dengan usaha konservasi ekosistem pantai (seperti penanaman bakau dan/atau
konservasi terumbu karang). Akibatnya dalam beberapa tahun
kemudian abrasi kembali terjadi karena pemecah gelombang buatan tersebut tidak
mampu terus-menerus menahan terjangan gelombang laut. Namun payahnya,
seringkali pengalaman tersebut tidak dijadikan pelajaran dalam menetapkan
kebijakan selanjutnya dalam upaya mencegah ataupun mengatasi abrasi. Yang
sering terjadi di lapangan, ketika pemecah gelombang telah rusak, lagi-lagi
pemerintah setempat membangun pemecah geombang buatan dan lagi-lagi tanpa
dibarengi dengan penanaman bakau atau konservasi terumbu karang yang rusak. Hal
tersebut seakan-akan menjadi suatu rutinitas yang bila difikir lebih jauh,
tetunya hal tersebut akan berimbas terhadap dana yang harus dikeluarkan daerah
setempat.
Seandainya, dalam mengatasi abrasi tersebut
kebijakan yang diambil pemerintah yaitu dengan membangun pemecah gelombang
buatan (pada awal usaha mengatasi abrasi atau jika kondisi abrasi benar-benar
parah dan diperlukan tindakan super cepat) dengan dibarengi penanaman bakau di
sekitar daerah yang terkena abrasi atau bahkan bila memungkinkan dibarengi pula
dengan konservasi terumbu karang, tentunya pemerintah setempat tidak perlu
secara berkala terus menerus membangun pemecah gelombang yang menghabiskan dana
yang tidak sedikit. Hal
ini dikarenakan dalam beberapa tahun sejak penanaman, tanaman-tanaman bakau
tersebut sudah cukup untuk mengatasi atau mengurangi abrasi yang terjadi.
Jumat, 11 November 2016
PEMBENIHAN IKAN PAPUYU
Sisternatika ikan papuyu
menurut Hasanudin Saanin (1984), adalah sebagai berikut :
1. Klasifikasi
Phylum : Chordata
Sub
phylumm : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub
kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Family : Anabantidae
Genus : Anabas
Spesies
: Anabas testudeneus Bloch
Beberapa nama daerah ikan
papuyu yaitu betik (Jawa dan Sunda), puyu (Malaya), puyo‑puyo (Bintan), Geteh‑geteh
(Manado) dan
Kusang (Danau Matanua).
Sabtu, 05 November 2016
KONSERVASI EKOSISTEM ESTUARI
Estuari
merupakan suatu perairan semi tertutup yang berada di bagian hilir sungai dan
masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran
antara air tawar dan air laut.
Salah satu
bagian wilayah pesisir yang memiliki tingkat kesuburan cukup tinggi adalah
estuaria (muara sungai). Daerah ini merupakan ekosistem produktif yang setara
dengan hutan hujan tropik dan terumbu karang, karena perannya adalah sebagai
sumber zat hara, memiliki komposisi tumbuhan yang beragam sehingga proses
fotosintesis dapat berlangsung sepanjang tahun, serta sebagai tempat terjadinya
fluktuasi permukaan air akibat aksi pasang surut. Kondisi ekosistem yang
produktif ini kemudian menjadikannya sebagai salah satu wilayah yang memiliki
tingkat produktifitas tinggi. Produktifitas merupakan suatu proses produksi
yang menghasilkan bahan organik yang meliputi produktifftas primer ataupun
sekunder. Produktifitas primer pada wilayah estuaria dapat di artikan sebagai
banyaknya energi yang diikat atau tersimpan dalam aktifltas fotosintesis dari
organisme produser, terutama tanaman yang berklorofil dalam bentuk-bentuk
substansi organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Produktifftas ini
dilakukan oleh organisme ‘outotroph’ seperti juga semua tumbuhan hijau
mengkonversi energi cahaya ke dalam energi biologi dengan fiksasi
karbondioksida, memisahkan molekuler air dan memproduksi karbohidrat dan
oksigen.
Langganan:
Postingan (Atom)