Gurame merupakan salah satu komoditas
perikanan tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan
oleh para pembudidaya. Keunggulan ikan gurame dikalngan para pembudidaya gurame
adalah ikan ini dapat berbiak secra alami, mudah dipelihara karena bersifat
pemakan segalanya, dan dapat hidup di air tergenang.
Permintaan
ikan gurame dari tahun ke tahunnya terus meningkkat baik dalam bentuk benih
maupun dalam bentuk ukuran konsumsi. Sebagai contoh kecil, pada tahun 2001
kebutuhan benih gurame umur 12 hari di Tasikmalaya mencapai 500.000 – 1.000.000
ekor/bulan (Khairuman, 2003).
Dengan
melihat data di atas, maka untuk meningkatkan produksi ikan gurame agar dapat
memenuhi permintaan yang terus meningkat, maka yang harus diperhatikan salah
satunya adalah mengenai kesehatan ikan, karena salah satu penghambat dalam
proses peningkatan produksi adalah hama dan penyakit, bahkan ada pendapat bahwa
apabila ikan sehat maka produksi akan meningkat.
Klasifikasi
Dalam
daftar klasifikasi, Gurame termasuk dalam bansa Labirinthici dan suku
Anabantidae. Klasifikasi Gurame secra lengkap adalah sebagai berikut :
Ã
Filum :
Chordata
Ã
Subfilum :
Vertebrata
Ã
Kelas :
Pisces
Ã
Ordo :
Labyrinthici
Ã
Famili :
Anabantidae
Ã
Genus :
Osphronemus
Ã
Spesies :
Osphronemus gouramy, Lac
Morfologi
Gurame
mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih, dan tertutup sisik yang
berukuran besar, terlihat kasar, serta
kuat. Punggungnya tinggi dan mempunyai sirip perut dengan jari-jari yag sudah
berubah menjadi alat peraba.
Bagian
kepala Gurame ujda berbentuk lancip, dan akan menjadi tumpul bila sudah
besar.Ikan Gurame memiliki mulut yang kecil, dengan bibir bawah menonjol sedikt
dibandingkan bibir atas dan dapat disembulkan.
Badan
Gurame pada umumnya berwarna biru kehitaman dan bagian perut berwarna putih.
Jari-jari pertama sirip erut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai
alat peraba. Ujung sirip punggung dan sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor.
Sirip ekor berbentuk busur, pada dasar sirip dada pada Gurame betina terdapat
tanda berupa sebuah lingkaran hitam.
Penyebaran
Ikan
gurame merupakan ikan asli perairan Indonesia. Meskipun demikian, ada juga
literature yang menyebutkan bahawa Gurame merup[akn ikan asli perairan Asia
Tenggara. Hal ini dengan ditemukannya ikan ini selain di Indonesia, yakni di
perairan Thailand dan Malayasia.
Dari literature disebutkan bahwa tahun 1808 ikan ini sudah
ditulis orang. Dalam
itu, ikan Gurame berasal dari kepulauan sunda besar, selanjutnya
disebarkan ke pulau lainnya, yakni ke Tornado di sulawesi utara, ke Madurdan ke
Filipina yaitu sekitar tahun 1916 bahkan gurame juga telah menyebar ke arah
utara seperti sri Langka, India, dan Cina.
Di
Indonesia, ikan Gurame banyak ditemukan di pulau sumatera, Jawa, dan
Kalimantan. Di alamnya, ikan Gurame merujpakan penghuni asli perairan yang
tenang, seperti rawa, danau, situ, atau perairan tergenang lainnya.
Pemilihan Induk
Untuk
menghasilkan benih yang berkualitas, induk Gurame harus berasal dari populasi Gurame
yang sehat, tidak cacat, bergerak aktif atau lincah. Untuk membedakan induk Gurame
jantan dan betina, dapat dikenali dari cirri-ciri fisik seperti berikut ini :
CIRI-CIRI FISIK
|
JANTAN
|
BETINA
|
Ukuran tubuh
Dahi
Dagu
Tutup insang
Dasar sirip dada
Bentuk perut
Ujung sirip ekor
|
Besar
Menonjol
Maju
Kekuningan
Agak terang
Kempis
Rata
|
Kecil
Rata
Normal (Rata)
Putih cokelat
Lebih gelap
Berisi
Membulat
|
Persiapan Kolam Pemijahan
Sebelum
digunakn, kolam pemijahan sebaiknya sebaiknya dipersiapkan terlebih dulu sebaik
mungkin. Persiapankolam meliputi :
1.1.1.
Pengeringan Kolam
Pengeringan kolam
pemijahan dilakukan selama 2-3 hari. Tujuan dari pengeringan kolam adalah untuk
membunuh hama dan sumber penyakit serta menghilangkan nitrit yang berada di
dasar kolam serta untuk memberikan suasana baru yaitu tanah yang sudah
dikeringkan akan menimbulkan bau khas pada saat diisi air yang akan merangsang Gurame
untuk memijah. Setelah kolam dikeringkan, kolam tersebut siap diisi air denga
kualitasyang baik yaitu tidak berwarna, jernih, tidak berwarna dan terbebas
dari hama dan bibit penyakit.
1.1.2.
Pemasanngan Sarang
Kolampemijahan yang
telah terisi air, kemudian dibiarkan minimum 4 hari. Selama itu, dilakukan
pemasangan kerangka sarang yang berupa sosog sebagai tempat untuk meletakan
bahan pembentuk sarang. Kerangka sarang diletakan di tengah dan di
pingir-pinggir kolam. Sedangkan bahan pembentuk sarang yang berupa ijuk
diletakan di kolam sebelum induk dimasukan ke kolam.
Bahang sarang
diletakan di tengah atau di pinggir-pinggir kolam. Semakin banyak bahan
pembentuk sarang maka akan semakin baik.
Penebaran Induk
Induk
Gurame yang telah matang gonad dan siap untuk memijah dapat segera dipindahkan
ke kolam pemijahan. Pemindahan induk harus dilakukan secar hati-hatiagar induk
tidak stress.
Penebaran
induk sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Perbandingan antara induk
jantan dan betina yang akan dipijahkan yaitu 1:3 (satu jantan dan tiga betina.
Pemijahan
Seminggu
setelah dilepaskan ke kolam pemijahan, induk jantan sudah selesai menyiapkan
satu sarang. Setelah itu induk jantan akan mondar-mandir yang bertujuan untuk
menarik perhatian induk betina.
Proses
pemijahan ini terjadi di depan mulut sarang dan umumnya terjadi sekitar dua
hari setelah sarang dibuat. Sementara itu, proses pembuahan akan berlangsung di
dalam sarang. Selam proses pemijahan ini tercium bau amis diserati munculnya
bintik-bintik dipermukaan air sekitar sarang. Hal ini menunjukan bahwa proses
pemijahan telah berhasil.
Penetasan Telur
Setelah
proses pemijahan berlangsung telur ikan gurame akan menetas sekitar 30-36 jam.
Penetasn telur ikan gurame bisa dilakukan di akuarium atau bak, di kolam
pemijahan, pemijahan di sawah dan lain-lain.
Pemeliharaan Benih
Benih
Gurame dapat dielihara di aquarium, bak kayu yang dilapisi plastic, bak tembok
atau ditebar langsung ke kolam pendederan. Pemeliharaan benih pada wadah
terkomtrol harus dilengkapi dengan aerasi untuk suplai oksigen dan terhindar
kontak langsung dengan hujan.
Pakan
awal berupa cacing rambut, Daphnia sp, Moina sp, atau sumber protein lainnya.
Bahan-bahan nabati dapat mulai diberikan setelah larva berumur 36-40 hari.
Sedangkan pakan buatan (pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan
mulutnya.
Lama
pemeliharaan dan benih yang dihasilkan antara lain : benih berumur 40 hari
dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih berumur 80 hari dapat
mencapai ukuran 2-4 cm (setara ukuran jempol). Benih berumur 120 hari dapat
mencapai ukuran 4-6 cm (setar ukuran silet). Dan benih berumur 16 hari dapt mencapi ukuran 6-8 cm (setar ukuran korek api di
masyarakat).
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan
“Gurame Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan
Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Harmanto, Ning. Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan
dengan Mahkota Dewa, Jakarta : Penebar Swadaya, 2004.
Jangkaru, Z. Memacu Pertumbuhan Gurame, Jakarta : Penebar
Swadaya, 2003.
Khairuman dan Khairul Amri. Pembenihan Dan Pembesaran
Gurame Secar Intensif, Jakarta : Agromedia Pustaka, 2003.
Sendjaja, Julius Tirta. Usaha Pembenihan Gurame, Jakarta
: Penerbit Swadaya,2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar