Usaha budidaya ikan hias ada banyak jenis ikan yang dapat
di usahakan, dari yang berharga murah sampai mahal dan bernilai ekomomis
tinggi. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang berprospek adalah corydoras.
Corydoras termasuk cat
fish. Asalnya dari Amerika Selatan yang kemudian menyebar kedaerah lain
secara alami maupun karena campur tangan manusia melalui transportasi. Penyebarannya mulai dari
Brasil, Uruguay, Argentina, Venezuela, Kolombia, dan Trinidad. Hingga saat ini banyak dibudidayakan di dunia,
termasuk Indonesia.
Di Indonesia, kegiatan budidaya ikan ini banyak dilakukan
di Jakarta dan di Jawa Barat (terutama Bekasi, Parung Bogor, dan Sukabumi). Selain itu, daerah yang lain
seperti Kalimantan, Sulawesi sudah mulai mengembangkannya.
Corydoras sebagai ikan hias mempunyai
daya tarik untuk dinikmati. Dengan bentuk yang cukup menawan dan warna yang
variatif, sudah cukup menunjukan daya tariknya sebagai ikan hias dilihat dari
gerakannya, Corydoras menarik karena lincah. Tingkah lakunya yang suka
bergerombol di dasar wadah menyebabkan ikan ini dapat dipelihara bersama-sama
dengan ikan hias lain yang hidupnya di bagian tengah dan permukaan air sehingga
ke kontrasan penampilan menjadi lebih menarik. Namun, tidak terutup kemungkinan
Corydoras hanya dipelihara sendirian tanpa jenis ikan lainnya. Untuk hal ini, sebaiknya ikan
dipelihara dalam jumlah yang relatif banyak dengan ukuran relatif seragam.
Sistematika dan Morfologi
Corydoras tergolong dalam ordo siluriformes dan keluarga Callicthidae. Nama corydoras sendiri
dari nama genusnya, ini terdapat sekitar seratus spesiesnya memiliki cirri khas
masing-masing. Adapun sistematika jenis ikan ini menurut Hoedeman (1975)
sebagai berikut.
Filum :
Chordata
Kelas :
Osteichthyes
Sub kelas : Actinopterygii
Ordo :
Siluriformes
Sub ordo :
Siluroidei
Famili :
Callichthyidae
Genus :
Corydoras
Sementara cirri-ciri morfologi dari
genus corydoras antara lain tubuhnya pendek dan gemuk, punggung melengkung di
banding perut, kedua sisi ikan di lengkapi dengan lempengan seperti tulang yang
tersusun dalam dua baris, serta pada rahang atas dan bawah terdapat dua pasang
kumis. Ukuran tubuh ikan ini berkisar 2,5-12 cm dengan ukuran mayoritas 5-7.
Kebiasaan
Hidup dan Berkembang Biak
Di habitat aslinya, corydoras
termasuk ikan omnifora atau ikan pemakan segala, termasuk ikan pemakan bangkai
(scavenger), dan dapat pula disebut pemakan dasar (bottom feeder). Sementara dilingkungan
pemeliharaan, ikan ini umumnya dapat memakan segala jenis makanan yang
diberikan. Akan
tetapi, corydoras cenderung lebih menyukai pakan alami berupa cacing-cacingan
berukuran kecil.
Kisaran suhu air tegantung
ketinggian tempat dan daerah ditemukannya, yaitu sekitar 10-120 C di
daerah subtropis dan hingga 320 C di daerah tropis. Ada juga
corydoras yang dapat hidup di daerah yang sedikit asam, yaitu pH 5,3-6,7 dan
kesdahan 5-10 dH. Walaupun demikian, corydoras masih dapat hidup dan berpijah
pada kondisi yang bervariasi.
Semua jenisnya hidup di perairan,
tetapi terkadang naik dengan cepat dipermukaan air untuk mengambil oksigen dari
udara. Bila
berada di tengah perairan tanahnya ikan sudah dewasa dan siap memijah. Namun,
terkadang tingkah laku ini bukan menunjukan tanda-tanda siap memijah, melainkan
tanda-tanda sakit.beberapa jenis ikan ini ditemukan hidup membentuk coloni atau
bergerombol. Mereka mengambil makanan dari dasar peraiaran yang berlumpur atau
berpasir serta dari tanaman air atau dedaunan di dalam air.
Corydoras hidup di daerah rawa atau
tempat yang kurang suplai airnya. Pada saat miskin oksigen, mereka dapat
memepergunakan ususnya untuk alat pernapasan.Bahkan pada saat musim kemarau,
corydoras ditemukan dalam keadaan tertutup lumpur dan akan kembali segar saat
musim hujan. Biasanya saat awal musim penghujan tersebut corydoras siap memijah
kembali.
Di habitat aslinya, umumnya
corydoras dapat memijah segera
setelah musim kemarau, sementara dilingkungan pemeliharaan, kegiatan
memijah ikan ini bisa berlangsung sepanjang musim. Pemijahan basanya memerlukan
beberapa hari karena telurnya keluar secara persial. Artinya, Kematangan telur
dan ovulasi tidak bersamaan, tetapi telur dikeluarkan secara bertahap. Jumlah
telur yang keluar biasanya tebanyak pada hari kedua dan ketiga bertelur.
Tingkah laku berpijah pada corydoras
dikenal ada dua posisi induk, yaitu posisi T dan posisi S. Posisi T adalah
posisi dari induk betina dan posisi S adalah posisi dari induk jantan. Artinya,
saat berpijah mulut betina mendekati bagian genital jantan sehingga membentuk
huruf T, sedangkan jantan melngkung membentuk huruf S. Dengan posisi tersebut
maka betan dapat mengumpulkan spermajantan di mulutnya tersebut sperma jantan akan
dikeluarkan bersamaan dengan di
keluarkannya telur-telur dari tubuhnya dan di tempelkan pada subtrat (penempel
telur). Dengan demikian, telur-telur tersebut akan terbuahi.
Pembenihan merupakan kegiatan budidaya untuk mendapat
benih. Pembenihan ini mencakup kegiatan pemijahan, penentasan telur,dan
perawatan benih serta pendederan. Pemijahan sendiri merupakan proses perkawinan
induk jantan dan betina hingga menghasilkan telur yang telah di buahi.
Perkawinan dapat terjadi kalau kedua induk sudah cukup umur, atau matang
kelamin dan kondisi lingkungan mendukang. Sampai hari ke -3, telur akan menetas
menjadi larva. Larva-larva ikan harus di rawat dan di dederkan hingga menjadi
benih yang siap dibesarkan. Rangkaian proses tersebut harus dilakukan karena
larva sangat peka terhadap penyakit. Adapun tahapan pemijahan dan pembanihan
corydoras sebagai berikut.
Wadah pemijahan
Ada beberapa wadah yang dapat di
gunakan untuk pemijahan corydoras, yaitu bak semen, bak faibergalas, bak kayu
yang dibungkus plastik, dan akuarium.
Sarana
pelengkap pemijahan
Selain sarana utama berupa wadah
pemijahan, juga di perlukan sarana pelengkap lain agara proses pemijahan
corydoras dapat berlangsung dengan baik. Adapun saran pelengkap yang harus di
sediakan antara lain subtrat penempel telur dan penyuplai oksigen.
Diperlukan
subtrat penempel telir karena corydoras memilki sifat betelur yang adesif atau
menempelkan telurnya padabenda-benda di sekitarnya. Ada beberapa bahan yang
dapat digunakan sebagai subtrat penempel telur yaitu potongan pipa, keramik,
potongan kaca, atau bahan lain yang tidak mudah busuk.
Sarana pelengkap lain yang diperlukan
pemijahan ialah penyuplai oksigen. Untuk itu, air medianya perlu selalu di
suplai dengan oksigen. Adapun kelengkapan untuk menyuplai oksigen antara lain
blower atau aerator, selang, dan batu aerasi.
Pemilihan dan pengelolaan
induk.
Corydoras mulai dapat di pijahkan
minimal umur 8 bulan atau berukuran sekitar 6-7 cm. Ikan jantan memiliki bentuk
tubuh seperti torpedo bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Utbuh
iakn jantan ini lebih langsing dan ukurannya lebih kecil dari betina. Sirip
dorsalnya tampak lebih runcing. Sedangkan ikan berina bertubuh lebih besar
dibanding jantan dan perutnya tampak membundar karena berisi telur.
Calon induk hasil seleksi di pelihara
secara terpisah hingga siap dijadikan induk. Pemisahn induk betina dan jantan
dapt dilakukan dalam wadah tertentu, tetapi juga dapat dilakukan dalam wadah
pemijahan. Namun secara umum pemijahn dapat dilakukan secara masal dalam bak
semen.
Selama pemeliharaan tersebut, calon
induk di beri pakan brprotein tinggi untuk mendukung kuantitas dan kualitas
air. Akan tetapi, jenis pakannya perlu di sesuaikan dengan kebiasaa makan.dari
corydoras. Oleh karena corydoras bersifat bottom feeder maka kan lebih baik kalu
di beri pakan alami seperti tubifex maupun bentuk pakan berupa butiran atau
pelet yan gtenggelam dosisi pakan buatan cukup 3-5% dari berat total induk.
Selain diberi pakan, induk ikan harus
diberi perllakuan obat-obatan secara periodik. Tujuan nya agar ikan selalu
dalam keadaan sehat selam proses pemijahan Obat yang dapat digunakan berupa
anti parasit seperti formalin atau anti bakteri seperti oksitetrasiklin.
Perlakuan ini dilakukan setiap dua minggu atau sebulan sekali. Walaupun sudah
diberi perlakuan,
Penetasan telur dan perawatan
benih.
Subtrat yang berisi telur dimasukan
dalam wdah penetasan. Umumnya wadah penetasan berupa akuarium berukuran 40 cm x
60 cm x 40 cm. Tinggi airnya sekitar 20-25 cm.air medianya perlu di beri obat methyline blue 5% dengan dosis 15 tetes
larutan per 20 liter air untuk mencegah serangan jamur.
Telur
akan menetas menjadi benih mulai hari ke-3. Semntara subtrat yang
telur–telurnya dudah menetas haurs segera diambil dan dicuci. Pencucian ini di
maksudkan untuk menghilangkan sisa telur yang tidak menetas dan membersihkan
jamur yang ada.
Benih yang sudah menetas tidak
langsung diberi pakan karena memebawa kuning telur sebagai makanannya. Mulai
hari ke-3, pakan sudah harus diberikan dan kualitas air di perhatikan karena
saat ini benih sangat peka terhadap penyakit. Bila terserang penyakit , seluruh
benih akan mengalami kematian.
Pakan pertama yang disarankan untuk
benih corydoras berupa nauplius artemia. Sayangnya pakan jenis ini cukup mahal
sehingga sebagai alternatif dapat di berikan pakan Brachionius sp. Dengan
catatan bahwa kultur pakan alami tesebut haurs dilakukan secara rutin dan
continu. Lama
Pergantian air dilakukan setiap hari
untuk menjaga kualitasnya. Kualitas air yang kurang baik akan berakibat proses
pamijahan terganggu. Pergantian air dapat dilakukan dengan cara menyipon 1-3
hari sekali.
Setelah memijah selama dua bulan,
induk perlu dipelihara secara terpisah selama dua minggu sebelum dicampur
kembali untuk dipijahkan. Tujuannya agar kodisi tubuhnya tetap baik saat
berpijah.
Corydoras biasanya mengeluarkan
telurnya secara persial Oleh karenanya, setiap hari dapat ditemukan telur
menempel pad subtrat. Setiap induk mampu menghasilkan 200-500 butir telur.
Pemijahan bisanya terjadi menjelang
pagi atau pada pagi hari.
Saat berpijah
ikan perlu ketenangan. Keberhasilan ikan memijah dapat diamat pada subtrat
telur yang sudah ditempeli telur berwarna bening. Jika telurnya putih, berarti
pemijahan gagal.
Subtrat yang di tempeli telur diambil
dan dipindahkan kedalam wadah penetasan telur. Caranya ialah subtrat diangkat
dan langsung di pindahkan ke bak penetasan telur.
Pendederan
Pendederan merupakan tahapan
meliharaan benih corydoras setelah di rawat di akuarium selama 7-10 hari.
Pendederan ini dilakukan hingga benih berukuran sekitar 1,75 cm atau selama
1-1,5 bulan
Selama pemeliharaan, corydoras akan
lebih banyak meamanfaatkan dasar perairan. Padat penebaran jangan terlalu
tinggi cukup sekitar 1.000-2.000 ekor/ m2. Jika kepadatannya terlalu tinggi,
ikan akan bersaing memperoleh pakan.
Tinggi air mediapun jangan terlalu
tinggi, yaitu sekitar 10 cm. Hal ini disebabkan ikan sering naik kepermukaan
air untuk mengambil oksigen dari udara. Pakan yang digunakan selam masa
pendederan ini adalah cacing sutra. Dosisnya 10% dari bobot total ikan.
Untuk menunjang penambahan jumlah
oksigen terlarut di perlukan alat-alat berupa blower atau aerator serta
instalasinya seperti paralon, batu aerasi, selang aerasi, pemenas, dan filter.
Parealon digunakan untuk mengalirkan udara dari blower atau aerator ke air.
Sematara filter dapat dipakai jika kondisi air agak keruh.
DAFTAR PUSTAKA
Kembuan B.S. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan
Ikan “Corydoras Sehat Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Liviawaty dan Eddy Afrianto, Pengendalian Hama dan
Penyakit Ikan,
Yogyakarta, Kanisius, 1992.
Mudjiutami Endang, Ikan Hias Air Tawar Corydoras, Jakarta,
Penebar Swadaya,2000.
Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia IV,
Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar