Secara umum, pemijahan ikan dapat dibedakan menjadi pemijahan alami dan pemijahan
buatan. Pemijahan alami dilakukan terhadap jenis-jenis ikan yang mudah
dipijahkan sepanjang tahun, sedangkan
pemijahan buatan dilakukan terhadap ikan yang sulit memijah karena lingkungannya yang tidak sesuai.
A.
Penyiapan induk
Induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha pembenihan
ikan, induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan benih yang baik. Induk
yang baik untuk dipijahkan diberi makanan tambahan yang cukup mengandung
protein.
B.
Seleksi induk matang gonad
Induk ikan yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu, yaitu dengan
memilih induk-induk betina dan jantan yang matang gonad atau siap pijah.
Penangkapan induk dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya
stress.
Ciri – ciri induk ikan yang telah matang gonad sebagai
berikut:
a. Induk betina:
- Umur kurang lebih 3 th.
- Berat minimal 1,5 – 2 kg per ekor.
- Perut membesar ke arah anus.
- Perut terasa empuk dan halus saat diraba.
- Keluar beberapa butir telur berbentuk bundar dan berukuran seragam jika
bagian disekitar kloaka ditekan.
b. Induk jantan:
- Umur minimal 2 th.
- Berat 1,5 – 2 kg per ekor.
- Kulit perut lembek dan tipis.
- Alat kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
- Keluar cairan sperma berwarna putih jika perut diurut ke arah anus
Selain ciri-ciri diatas induk ikan harus sehat secara fisik, yaitu tidak
terinfeksi penyakit dan parasit juga tidak memiliki luka akibat benturan,
pukulan, goresan, atau sayatan. Selain itu juga harus memiliki sifat
pertumbuhan relatif cepat serta resisten terhadap penyakit, tetapi toleran atau
mudah beradaptasi dan responsif terhadap perubahan lingkungan dan makanan.
C.
Memilih calon induk yang baik
Induced breeding
dapat
dilakukan dengan menggunakan kelenjar hipofisa ikan lain,seperti ikan mas dan
ikan lele, dapat juga dilakukan dengan menggunakan semacam kelenjar hipofisa
buatan yang menggunakan hormon gonadotropin, dikenal dengan merk dagang
Ovaprim.
- Menggunakan Kelenjar Hipofisa Ikan Mas
1. Siapkan ikan
donor atau ikan yang akan diambil kelenjar hipofisanya. Jika induk betina yang
akan disuntik memiliki berat 3 Kg dan induk jantan 3 Kg, donor ikan mas untuk
induk betina seberat 9 Kg dan untuk induk jantan 6 Kg.
2. Ikan mas yang akan diambil kelenjar hipofisanya dipotong tegak
lurus atau vertikal dibagian belakang tutup insang.
3. Potongan
kepala diletakkan dengan posisi mulut menghadap ke atas, kemudian dipotong
vertikal dari permukaan sedikit diatas mulut sehingga akan tampak organ otak
yang dilingkupi lendir atau lemak.
4. Otak diangkat dan lendir dibuang atau dibersihkan dengan kapas
atau tisu. Setelah bersih dari lendir, di otak akan tampak butiran putih
seperti beras. Itulah kelenjar hipofisa yang dibutuhkan.
5. Kelenjar hipofisa diambil dengan menggunakan pinset dan
dihancurkan dengan menggunakan gelas penggerus sampai halus. Untuk memudahkan
penyuntikan, kelenjar hipofisa tadi dilarutkan ke dalam Aquabides sebanyak 2,5
ml. Bisa juga dengan menggunakan plastik bening dan diremas-remas sampai
hancur.
6. Larutan kelenjar hipofisa selanjutnya diambil atau disedot
dengan menggunakan alat suntik. Penyuntikan dapat dilakukan secara
intramuskular (di dalam daging atau otot ) di belakang pangkal sirip punggung
dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0,12 mm.
- Menggunakan Ovaprim
1. Untuk mengetahui dosis Ovaprim yang akan digunakan, induk betina
dan dan jantan yang akan dipijahkan ditimbang terlebih dahulu.
2. Dosis penyuntikan induk betina berbeda dengan induk jantan.
Untuk induk jantan diperlukan Ovaprim sebanyak 0,3 ml/Kg dan induk betina
sebanyak 0,5 -0,9 ml/Kg.
3. Penyuntikan terhadap induk betina dilakukan dua kali. Pada
penyuntikan pertama dosisnya sebanyak 1/3 bagian total dosis, pada penyuntikan
kedua dosisnya sebanyak 2/3 bagian total dosis. Penyuntikan kedua dilakukan
8-10 jam setelah penyuntikan pertama.
4. Penyuntikan induk jantan dilakukan sekali bersamaan dengan
penyuntikan kedua induk betina.
5. Untuk menghindari induk berontak saat penyuntikan ( yang dapat menyebabkan telur keluar ),
penyuntikan sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Satu orang bertugas memegang
jarum dan menyuntikkan, satu orang lagi bertugas memegang ikan yang akan
disuntik.
6. Penyuntikan dilakukan secara intramuskular dibelakang sirip
punggung dengan memasukkan jarum sedalam kurang lebih 2 cm dengan kemiringan 45
derajat.
7. Induk-induk ikan yang telah disuntik selanjutnya disimpan di
dalam bak atau hapa dengan air yang mengalir.
D.
Stripping dan Pembuahan
Ovulasi adalah puncak kematangan
gonad. Saat ovulasi, telur yang telah masak harus dikeluarkan dengan cara
memijit bagian perut (stripping) ikan betina.
1. Sediakan wadah untuk menampung telur, berupa baskom plastik yang telah
dibersihkan dan dalam keadaan kering.
2. Induk betina yang akan di stripping dipegang dengan kedua belah tangan,
tangan kiri memegang pangkal ekor dan tangan kanan memegang perut bagian bawah.
Ujung kepala induk ikan ditopangkan di pangkal paha. Selanjutnya, perut diurut
secara perlahan-lahan dari bagian depan ke arah belakang dengan menggunakan
jari tengah dan jempol, lalu telur-telur tersebut ditampung di dalam baskom.
3. Induk jantan ditangkap untuk diambil spermanya. Sperma ini nanti akan
dicampurkan dengan telur-telur di dalam baskom.
4. Pengurutan induk jantan pada prinsipnya sama saja dengan pengurutan
induk betina. Sperma yang keluar dari perut induk jantan langsung disatukan
dengan telur yang telah ditampung di dalam baskom.
5. Agar terjadi pembuahan,yaitu telur dan sperma dapat tercampur dengan
sempurna, lakukan pengadukan dengan menggunakan bulu ayam kurang lebih selama
0,5 menit. Pengadukan dilakukan secara berputar perlahan-lahan di dalam baskom.
6. Untuk mendapatkan fertilisasi ( pembuahan ), ke dalam campuran telur dan
sperma tadi dapat ditambahkan pula garam dapur sebanyak 4.000 ppm. Penambahan
dilakukan sambil tetap mengaduk campuran dan disertai dengan memasukkan air
sedikit demi sedikit. Pengadukan dilakukan kurang lebih selama 2 menit.
7. Untuk membuang kotoran berupa lendir, perlu dilakukan penggantian air
bersih sebanyak 2-3 kali. Untuk menghindari terjadinya penggumpalan pada telur,
perlu dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan lumpur. Lumpur dapat
membersihkan lendir-lendir yang menempel dan memisahkan telur-telur yang
menggumpal. Lumpur yang digunakan berupa lumpur atau tanah dasar kolam atau
tanah tegalan yang dipanaskan pada suhu 100 oC terlebih dahulu guna menghindari
penyakit.
8. Telur-telur yang dibuahi akan mengalami pengembangan. Ukuran telur
terlihat lebih besar serta berwarna kuning penuh. Telur – telur yang tidak baik
dibuahi akan berwarna putih dan mengendap di bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar